KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia (BI) menyebut Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per bulan Mei 2025 naik ketimbang bulan sebelumnya.
Posisi utang luar negeri Indonesia kini mencapai USD435,6 miliar atau setara Rp7.080 triliun. Jumlah ini memperlihatkan adanya pertumbuhan 6,8% (year-on-year/yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengarakan, perlambatan pertumbuhan ULN dikarenakan adanya penurunan pertumbuhan di sektor publik serta kontraksi pada sektor swasta.
Baca Juga: Ijazah Palsu Jadi Pintu Buka Dua Kebohongan Jokowi
"Perkembangan ini mencerminkan dinamika yang terjadi di pasar keuangan global yang kian tak menentu," ungkapnya dalam pernyataannya, Senin 14 Juli 2025.
Posisi ULN pemerintah per Mei 2025 tercatat menembus USD209,6 miliar, dengan pertumbuhan 9,8%. Angka ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan 10,4% pada April 2025.
Penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional adalah unsur pendorong utama seiring kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto: JPU Tak Mampu Jawab Pledoi dalam Replik
Pemerintah berkomitmen menjaga kredibilitas dalam pengelolaan ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel. Tujuannya mewujudkan pembiayaan efisien dan optimal, dan menyokong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN mengarah pada mendukung sektor-sektor strategis.
Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial menyumbang 22,3% dari total ULN pemerintah. Lalu mengikuti Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib atau 18,7% serta Jasa Pendidikan 16,5%.
Baca Juga: Wow, Kampung Haji Indonesia Hanya 400 Meter dari Masjidil Haram
Meskipun status ULN pemerintah masih tetap terkendali, hampir seluruh utang mempunyai tenor jangka panjang, dengan pangsa 99,9% dari total ULN pemerintah.
Sedangkan ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar USD196,4 miliar pada Mei 2025 atau turun 0,9%.
Kontraksi dipicu oleh ULN nonlembaga keuangan yang mencatat pertumbuhan negatif 1,2%. Angkanya lebih rendah ketimbang kontraksi 2,8% pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Kasus Beras Premium Oplosan, Tujuh Perusahaan Besar Diperiksa
BI menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat dan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terjaga pada angka 30,6% yang didominasi ULN jangka panjang mencapai 84,6% dari total ULN.
Bank Indonesia dan pemerintah dipastikan terus berkoordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN agar menjaga agar struktur utang tetap sehat.
Baca Juga: Kejagung Sudah Tak Bisa Mundur, Harus Kejar Riza Chalid dan Bawa ke Pengadilan
Jumlah Utang yang Ditanggung Rakyat
Berdasarkan laporan Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 Hasil Sensus Penduduk 2020 (Pertengahan tahun/Juni) oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia pada 2024 sebanyak 281.603.800 jiwa.
Dengan uang luar negeri sebesar Rp7.080 triliun, otomatis warga negara RI kini menanggung utang sebesar Rp25 juta per kepala.
Demikian artikel seputar utang luar negeri Indonesia dan beban yang ditanggung oleh rakyatnya. ***
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Tak Khawatir Intervensi Asing terkait Utang Luar Negeri, kok Bisa?
Negara Berkembang Berpotensi Harus Bayar Utang Luar Negeri USD400 Miliar pada 2024
Lagi-lagi Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak, Sudah Tembus Rp6.592 Triliun
Catat, Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Naik di Bulan Agustus 2024
Utang Luar Negeri Indonesia Melambat, Ini Penyebabnya