KONTEKS.CO.ID - Pertumbuhan uang primer atau base money (M0) yang disesuaikan di Indonesia menunjukkan tren positif pada Mei 2025.
Bank Indonesia mencatat M0 adjusted tumbuh sebesar 14,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari 13 persen pada April 2025.
Nilai total uang primer ini mencapai Rp1.939,1 triliun.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan jumlah uang tunai dan cadangan bank yang beredar di sistem keuangan semakin meningkat.
Kenaikan ini didorong dua faktor utama, yaitu pertumbuhan uang kartal (uang kertas dan logam) yang mencapai 10,1 persen dan giro bank umum di Bank Indonesia yang tumbuh 10,7 persen.
Baca Juga: Pengembalian Uang Jemaah Haji Furoda, Menag: Tergantung Organizernya
Bank Indonesia mulai menggunakan angka M0 adjusted untuk mencerminkan kondisi likuiditas secara lebih akurat.
Data ini menghilangkan pengaruh penurunan giro bank akibat kebijakan pemberian insentif likuiditas.
Artinya, data yang ditampilkan benar-benar menunjukkan uang primer yang "murni" tersedia di sistem keuangan.
Pemberian insentif likuiditas oleh BI dimulai sejak Januari 2025.
Baca Juga: Bank Indonesia Suntik Likuiditas Rp295 Triliun ke Perbankan, Minta Bank Genjot Kredit
Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran likuiditas di perbankan, sehingga tetap dapat mendukung penyaluran kredit dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan M0 adjusted, masyarakat dan pelaku pasar bisa lebih memahami kondisi aktual likuiditas.
Meningkatnya uang primer ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian karena menunjukkan dana tunai dan cadangan yang tersedia di sektor keuangan cukup melimpah.
Artikel Terkait
Gubernur Bank Indonesia Ungkap Alasan BI Rate Turun Jadi 5,50 Persen
BI Rate Sudah Turun, Kapan Bunga Kredit Menyusul?