Baca Juga: Banjir Barang Impor Lebih Murah, 3 Juta Buruh Tekstil di Depan Pintu PHK
Dari sektor fesyen, Burberry juga memutuskan untuk memangkas hingga 1.700 karyawan atau sekitar 18 persen dari total tenaga kerjanya.
Ini dilakukan untuk menghemat biaya di tengah penurunan penjualan.
Nike pun ikut memangkas ratusan staf di divisi teknologi dan mengalihkan beberapa posisi ke pihak ketiga.
Walmart, raksasa ritel AS, melakukan hal serupa.
Sekitar 1.500 pekerja dari tim teknologi global terkena dampaknya.
Meski begitu, mereka juga membuka posisi baru di beberapa divisi.
Volvo, pabrikan mobil asal Swedia, memecat sekitar 3.000 orang, termasuk 1.000 konsultan.
PHK ini dilakukan sebagai respons terhadap permintaan mobil yang lesu dan demi menjaga keuntungan perusahaan.
Dari sektor energi, Chevron memangkas 200 karyawan di wilayah Permian Basin, AS.
Jumlah ini ternyata lebih kecil dari perkiraan awal yang menyebutkan 800 orang.
Sementara, Petronas dari Malaysia akan memangkas lebih dari 5.000 tenaga kerja sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran karena harga minyak yang turun drastis.
Sektor keuangan juga ikut terdampak. HSBC memberhentikan lebih dari 20 analis, termasuk kepala riset global mereka.
Citigroup pun mengumumkan akan memecat 3.500 karyawan di divisi teknologi di China.
Sementara, BlackRock, manajer aset terbesar dunia, memangkas sekitar 300 karyawan setelah belanja besar-besaran untuk ekspansi pasar.
Artikel Terkait
Hotel Bakal PHK Massal, Ini Alasan Pengusaha: Dipicu Kebijakan Efisiensi Anggaran Pemerintah
Ranperda Larangan Merokok Harus Dikaji Ulang, Picu PHK Besar-besaran, Pukul Usaha Hotel, UMKM Hingga Pelaku Seni
Isu Badai PHK dan Pengangguran Mulai Juni 2025, Istana Bilang Begini: Lapangan Kerja Baru Lebih Banyak