KONTEKS.CO.ID - Presiden AS Donald Trump mengumumkan jeda tiga bulan pada semua tarif resiprokal atau timbal balik yang mulai berlaku pada Kamis 10 April 2025 tengah malam.
Pembalikan keadaan ini mengejutkan dunia karena Donald Trump dalam sejarahnya terkenal bersikeras tetap memberlakukan tarif tinggi untuk produk impor semua negara.
Namun kebijakan jeda tarif Trump tak berlaku untuk China. Bahkan, Trump mengatakan tarif justru akan dinaikkan menjadi 125% dari 104% China mengumumkan tarif pembalasan tambahan terhadap Amerika Serikat pada Rabu pagi.
Baca Juga: Rekor Mengkilap Lewandowski saat Pimpin Barcelona Benamkan Dortmund
Tarif untuk China Ditambah
"Semua negara lain yang dikenai tarif timbal balik pada Rabu akan melihat tarif kembali turun ke tarif universal 10%," katanya, mengutip Reuters, Kamis 10 April 2025.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada pasar dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump dalam unggahan media sosialnya.
"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tulisnya lagi.
Baca Juga: Katarak di Usia Muda, Mari Kenali Faktor Penyebabnya
Berbicara kepada wartawan setelah pengumuman tersebut, Trump mengatakan, belum ada yang berakhir. "Namun kami memiliki semangat yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China. Mereka ingin membuat kesepakatan, hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," klaim Trump.
"Meksiko dan Kanada juga tidak akan menghadapi tarif 10%," kata seorang pejabat Gedung Putih kepada CNN.
Hampir setiap barang yang berasal dari kedua negara akan terus dikenakan tarif sebesar 25%, kecuali jika mereka mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada, dalam hal ini mereka tidak akan menghadapi tarif. Namun, itu tidak berlaku untuk tarif khusus sektor yang telah diberlakukan Trump.
Baca Juga: Alwi Farhan Kalahkan Pemain Tuan Rumah, Langkah Ester Disetop Pusarla V Sindhu
Pasar Saham Menggeliat
Wall Street bernapas lega setelah Trump menarik kembali langkah-langkah perdagangan ekstrem lainnya. Saham melonjak tajam karena berita tersebut –meskipun tarif universal 10% untuk semua impor yang masuk ke Amerika Serikat masih berlaku.
Dow Jones melonjak hampir 3.000 poin atau 7,87%, pada hari Rabu. S&P 500 melonjak 9,5%. Nasdaq yang sarat teknologi melonjak 12,2%.
Ini menandai hari terbaik untuk S&P 500 sejak Oktober 2008. Nasdaq membukukan hari terbaiknya sejak Januari 2001 dan hari terbaik kedua yang pernah tercatat. Sementara Dow membukukan hari terbaiknya dalam lima tahun.
Baca Juga: Gratis dan Menang, Garena Rilis 4 Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini
Ini terjadi setelah pasar terpukul oleh prospek tarif yang jauh lebih tinggi yang ditetapkan Trump pada pekan lalu.
Beberapa jam sebelum membuat pengumuman, Trump berkata, "INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI!!!"
Dia mengakhiri postingannya dengan "DJT", yang mungkin merujuk pada Trump Media & Technology Group Corp, yang diperdagangkan dengan ticker "DJT".
Baca Juga: Laporan Al Jazeera: Rupiah Anjlok karena Kebijakan Prabowo, Mulai dari Danantara hingga UU TNI
Saat itu, induk dari Truth Social, saham DJT turun hampir 13% bulan ini. Setelah pengumuman tersebut, saham naik lebih dari 20% pada hari Rabu saja. ***
Artikel Terkait
KSPI: Imbas Tarif Trump, 3 Bulan ke Depan Ada 50.000 Buruh atau Karyawan yang Di-PHK di Indonesia
China Bersumpah Perang sampai Akhir setelah Trump Ancam Tetapkan Tarif Tambahan 50 Persen
Presiden Trump Makin Percaya Diri dengan Kebijakan Tarif Impor, “Sekarang Mereka Semua Datang ke AS”
Bertemu 2 Jam, Presiden Prabowo Curhat Soal Tarif Trump ke Megawati
Xi Jinping Serang Balik Trump: Kenakan Tarif 84 Persen untuk Semua Produk Impor AS