KONTEKS.CO.ID - Di tengah gonjang-ganjing defisit APBN tahun ini yang melebar, kabar jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia menambah pilu.
Jumlah utang luar negeri Indonesia secara akumulatif menembus angka USD427,5 miliar atau setara Rp 7.007,58 triliun (kurs Rp16.392 per USD).
Artinya ada kenaikkan 5,1% ketimbang Januari 2024 (year-on-year/yoy). Jumlahnya juga lebih tinggi 4,2%persen yoy daripada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Zakat Fitrah: Hukum, Waktu Pembayaran, dan Keutamaannya bagi Umat Islam
Sementara, posisi ULN pemerintah dari utang akumulatif tersebut per Januari lalu menyentuh angka USD204,8 miliar atau Rp3.357,08 triliun. Dengan kata lain, naik 5,3% yoy, dan tumbuh 3,3% yoy dibanding bulan sebelumnya.
“Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Hal itu seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia,” tulis Bank Indonesia dalam laporannya, Senin 17 Maret 2025.
Bank Sentral juga melaporkan fokus ULN pemerintah pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,6%), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8%).
Baca Juga: Agency Iklan BJB Diduga Terafiliasi ke Ridwan Kamil, Pengamat: KPK Jangan Ragu Tetapkan RK Tersangka
Menyusul utang di jasa pendidikan (16,6%), konstruksi (12,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (8,2%).
Walaupun jumlahnya jumbo, BI memastikan posisi utang luar negeri pemerintah tetap terkendali. Alasannya, hampir seluruh utang luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah.
Di sisi lain, utang luar negeri swasta pada Januari 2025 tercatat USD194,4 miliar atau Rp3.186,60 triliun. Jumlah ini turun 1,6% yoy dibanding bulan sebelumnya.
Baca Juga: KontraS Diteror Usai Geruduk Rapat RUU TNI di Hotel Fairmont, Dasco: Lapor Saja ke Penegak Hukum
Untuk pembaca ketahui, utang luar negeri didorong oleh utang luar negeri lembaga keuangan (financial corporations) yang berkontraksi 2,3% yoy. Angkanya lebih dalam dibandingkan 1% yoy pada bulan sebelumnya.
ULN swasta terbesar bersumber dari industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian. Persentasenya 79,4% dari total utang luar negeri swasta.
ULN swasta umumnya terdominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6 utang luar negeri terhadap total utang luar negeri swasta.
Baca Juga: Gagal Kalahkan Wakil Korea Selatan di Final All England 2025, Ini Kata Leo-Bagas
Informasi tambahan, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun dari 30,5% pada Desember 2024 menjadi 30,3% pada Januari 2025.
ULN Indonesia juga didominasi utang luar negeri jangka panjang dengan cakupan 84,7% dari total utang luar negeri. ***
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Tak Khawatir Intervensi Asing terkait Utang Luar Negeri, kok Bisa?
Utang Luar Negeri Indonesia USD407,1 Miliar pada Triwulan IV-2023
Negara Berkembang Berpotensi Harus Bayar Utang Luar Negeri USD400 Miliar pada 2024
Lagi-lagi Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak, Sudah Tembus Rp6.592 Triliun
Catat, Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Naik di Bulan Agustus 2024