KONTEKS.CO.ID - Setidaknya 10 orang tewas dalam peristiwa teror penembakan di sekolah di Orebro, Swedia. Pelaku diduga ikut tewas di tempat kejadian perkara.
Jumlah korban tewas meningkat saat polisi terus menyelidiki apa yang mereka sebut sebagai 'percobaan pembunuhan, pembakaran, dan tindak pidana senjata api yang diperparah.
Penembakan massal terjadi di sebuah pusat pendidikan orang dewasa di Kota Orebro pada Selasa 4 Februari pukul 12.33 waktu setempat.
Baca Juga: Saksi Mata Ungkap Detik-detik Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi
Polisi awalnya melaporkan setidaknya lima orang tertembak. Dalam pembaruan beberapa jam kemudian, polisi mengatakan sekitar 10 orang tewas dalam serangan di Sekolah Risbergska tanpa memberikan jumlah pasti. Korban tidak segera diidentifikasi.
"Kami tahu bahwa sekitar 10 orang telah tewas di sini hari ini. Alasan kami tidak dapat memberikan informasi lebih tepat saat ini adalah karena tingkat insiden tersebut sangat besar," kata Kepala Polisi setempat, Roberto Eid Forest kepada wartawan, melansir Aljazeera, Rabu 5 Februari 2025.
Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan, dari lima pasien yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Orebro, satu orang mengalami luka ringan. Sementara empat lainnya menjalani operasi.
Baca Juga: Joao Felix Pakai Nomor 79 di AC Milan, Siap Debut saat Lawan AS Roma
Dua orang sudah keluar dari ruang operasi dan kondisinya stabil sementara satu orang mengalami luka serius.
Polisi mengatakan, penyerang diyakini termasuk di antara mereka yang tewas. Mereka memperkirakan tidak ada serangan lebih lanjut pascapenembakan, seraya menambahkan saat ini tidak ada dugaan keterkaitan dengan "terorisme" tetapi motifnya belum jelas.
Forest mengatakan, polisi yakin pria bersenjata itu bertindak sendiri, dan sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.
Baca Juga: Cara Update YouTube di Android dengan Mudah, Begini Caranya
Polisi sebelumnya dalam sebuah pernyataan mengatakan, insiden itu dipandang sebagai percobaan pembunuhan, pembakaran, dan pelanggaran senjata berat.
Kesaksian Korban Teror di Sekolah Swedia
Maria Pegado, 54, seorang guru di sekolah itu, menceritakan, seseorang mendobrak pintu kelasnya tepat setelah istirahat makan siang. Pelaku juga berteriak kepada semua orang agar keluar.
"Saya membawa semua 15 siswa saya ke lorong dan kami mulai berlari. Kemudian saya mendengar dua tembakan tetapi kami berhasil keluar. Kami dekat dengan pintu masuk sekolah. Saya melihat orang-orang menyeret yang terluka keluar, pertama satu, lalu yang lain. Saya menyadari itu sangat serius," katanya.
Baca Juga: Belum Bisa Terindentifikasi, Polisi Ungkap Ciri-Ciri 8 Korban Tewas Kecelakaan Beruntun di GT Ciawi: 2 Hangus Terbakar
Andreas Sundling, 28, berbicara kepada surat kabar Expressen saat berlindung di ruang kelas. "Kami mendengar tiga ledakan dan teriakan keras," katanya.
"Sekarang, kami duduk di sini menunggu untuk dievakuasi dari sekolah. Informasi yang kami terima adalah bahwa kami harus duduk dan menunggu," ucapnya.
Dalam sebuah pernyataan di X, Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, mengatakan, dirinya bersama mereka yang telah terkena dampak dan kerabat mereka.
Baca Juga: 3 Kode Redeem FF Simpan Hadiah Menakutkan Bagi Lawan Kalian di Free Fire Rabu 5 Februari 2025
"Pikiran saya juga bersama semua orang yang hari sekolah normalnya digantikan oleh teror," katanya. "Terkurung di ruang kelas dengan rasa takut akan keselamatan diri sendiri adalah mimpi buruk yang tidak seharusnya dialami siapa pun."
Berbicara kepada wartawan, Kistersson menyebut serangan itu sebagai "penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia".
Swedia tengah berjuang melawan gelombang penembakan dan pemboman yang disebabkan oleh masalah kejahatan geng yang endemik, tetapi serangan fatal di sekolah jarang terjadi.
Sepuluh orang tewas dalam tujuh insiden kekerasan mematikan di sekolah antara tahun 2010 dan 2022, menurut Dewan Nasional Swedia untuk Pencegahan Kejahatan. ***