dunia

Rincian Konflik Kawasan yang Akan Gerogoti Rusia

Rabu, 21 September 2022 | 07:00 WIB



Dan retorika politisi pun menjadi lebih ganas. Awal pekan ini, Irakli Kobakhidze, ketua partai berkuasa Georgian Dream, mengatakan negara itu harus "membiarkan orang mengatakan apakah mereka ingin membuka front kedua di Georgia melawan Rusia" dengan menyerang Abkhazia dan Ossetia Selatan. Kemudian, dia mengatakan dia bercanda.





  • Kazakhstan




-




Pada bulan Januari, pasukan Rusia datang ke Kazakhstan sebagai bagian dari misi "penjaga perdamaian" CSTO yang ditugaskan untuk menekan protes massa yang mengancam akan menggulingkan pemerintah. Ini tidak berarti bahwa Kremlin telah mendapatkan sekutu yang dapat diandalkan. Presiden Kassim Jomart Tokayev secara tak terduga di Forum Ekonomi di St. Petersburg pada bulan Juni, menolak untuk mengakui dua "negara kuasi seperti Lugansk dan Donetsk."





Beberapa minggu kemudian, Tokayev mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel bahwa negaranya khawatir tentang "risiko terhadap keamanan energi global" yang diciptakan oleh perang dan menawarkan untuk "menggunakan potensi hidrokarbonnya untuk menstabilkan situasi di dunia dan di pasar Eropa."





Moskow membalas dua hari kemudian dengan menutup terminal minyak Novorossiysk, mencegah Kazakhstan mengekspor cadangan minyak dan gasnya yang signifikan melalui Laut Kaspia. Ranjau laut dari Perang Dunia Kedua disalahkan atas ancaman langsung terhadap fasilitas tersebut, tetapi para analis menduga bahwa hal ini amat kebetulan. Kazakhstan secara resmi mengikuti sanksi Barat terhadap Rusia, dan hubungan tampaknya semakin buruk.





Sebelumnya pada bulan Agustus, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan di Internet bahwa "Kazakhstan adalah negara buatan" dan bahwa "hutan belantara" awalnya dijajah oleh Rusia. Postingan itu kemudian dihapus dan Medvedev mengatakan dia telah diretas.





  • Moldova




-




Negara kecil dan miskin berpenduduk tiga juta orang ini tidak mampu melepaskan pengaruh Moskow. Wilayah timur Transnistria adalah republik yang memisahkan diri dengan penjagaan 1.500 tentara Rusia.





Presiden Maja Sandu tak kuasa mengusir pasukan ini dan pemerintahannya sangat mendukung Ukraina. "Perang Rusia yang tidak adil melawan Ukraina jelas menunjukkan kepada kita harga kebebasan," kata Sandu. Baik Moldova dan Ukraina menerima status kandidat untuk aksesi UE pada bulan Juni.





"Ada satu orang yang pantas mendapatkan semua medali karena menempatkan Moldova di jalan menuju integrasi Eropa, dan itu adalah Vladimir Putin," kata mantan anggota parlemen Vjecheslav Jonica awal tahun ini.

Halaman:

Tags

Terkini