KONTEKS.CO.ID - Perdana Menteri Bulgaria, Rosen Zhelyazkov resmi mengundurkan diri setelah berkuasa kurang dari satu tahun.
Keputusan ini diambil menyusul gelombang aksi demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir, dipicu kebijakan ekonomi pemerintah serta kegagalannya memberantas korupsi.
Pengunduran diri diumumkan langsung oleh Zhelyazkov dalam pidato yang disiarkan televisi, hanya beberapa menit sebelum parlemen dijadwalkan menggelar pemungutan suara atas mosi tidak percaya.
Baca Juga: 5 WN Bulgaria Bantah Jadi Mata-Mata Rusia di Inggris
Langkah ini terjadi pada momen krusial, kurang dari tiga minggu sebelum Bulgaria dijadwalkan bergabung dengan zona euro pada 1 Januari 2026.
"Koalisi kami bertemu, kami membahas situasi saat ini, tantangan yang kami hadapi, dan keputusan yang harus kami ambil secara bertanggung jawab," kata Zhelyazkov, melansir Reuters, Senin, 15 Desember 2025.
Tekanan terhadap pemerintah memuncak setelah ribuan warga Bulgaria turun ke jalan pada Rabu malam di ibu kota Sofia dan puluhan kota lainnya.
Aksi tersebut menjadi bagian terbaru dari rangkaian demonstrasi yang mencerminkan kemarahan publik terhadap korupsi yang mengakar dan ketidakmampuan pemerintah demi pemerintah untuk menanganinya.
"Kami menyadari bahwa protes ini menentang kesombongan dan keangkuhan, ini bukan protes sosial, tetapi protes untuk nilai-nilai," kata Zhelyazkov.
Baca Juga: Negosiasi Dengan Gazprom Dilanjutkan Bulgaria Demi Selamatkan Industrinya
"Ini bukan pertemuan lawan politik mengenai kebijakan tetapi mengenai sikap, dan karena itu menyatukan berbagai komponen masyarakat Bulgaria.," tambahnya.
Mayoritas demonstran berasal dari kalangan anak muda (Gen-Z) dan profesional perkotaan.
Mereka dikenal sebagai kelompok yang kuat mendukung keanggotaan Bulgaria di zona euro dan menginginkan negara mereka semakin terintegrasi dengan Eropa.