dunia

Sopir Tertidur, Bus Kecelakaan Tewaskan 10 Orang dan Puluhan Lain Luka

Sabtu, 3 Mei 2025 | 07:45 WIB
Ilustrasi kaca kendaraan pecah. (Freepik)

KONTEKS.CO.ID - Ada 10 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka setelah sebuah bus menabrak beberapa kendaraan di gerbang tol tersibuk kawasan Filipina utara.

Sopir bus, yang telah ditahan, mengatakan ia tertidur saat mengemudi, kata polisi kepada AFP, seraya menambahkan bahwa empat anak termasuk di antara korban tewas.

Bus tersebut melintas di Jalan Tol Subic-Clark-Tarlac sepanjang hampir 100 km, yang kerap digunakan untuk mengangkut pekerja antara Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya.

Kecelakaan terjadi pada Kamis, 1 Mei 2025, saat banyak keluarga tengah bepergian dalam rangka Hari Buruh.

Departemen Transportasi Filipina telah memerintahkan penangguhan operasi Solid North Bus, salah satu operator bus utama di kawasan tersebut dan pemilik kendaraan yang terlibat kecelakaan.

Sopir bus kemungkinan akan dikenai dakwaan "kelalaian yang menyebabkan kematian banyak orang", kata polisi kepada AFP. Kondektur bus juga turut ditahan.

Kecelakaan tersebut melibatkan tiga kendaraan sport utility (SUV) dan satu truk kontainer, menurut Palang Merah Filipina dalam unggahan di Facebook.

Dalam unggahan lainnya pada Rabu, organisasi tersebut menyatakan tengah memberikan bantuan makanan dan kebutuhan lain bagi korban luka yang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan tersebut.

Kecelakaan bus maut bukanlah hal yang langka di Filipina.

Penggunaan narkoba di kalangan sopir bus turut menjadi sorotan dalam beberapa pekan terakhir.

Meski belum jelas apakah hal tersebut menjadi faktor dalam kecelakaan Kamis ini.

Pada April lalu, beberapa perusahaan angkutan umum — termasuk bus, jeepney, dan becak motor (tricycle) — dikenai sanksi setelah 84 sopir mereka terbukti positif menggunakan zat terlarang.

Menteri Transportasi Vince Dizon dijadwalkan bertemu perwakilan dari hampir 30 perusahaan bus pada Jumat menyusul kecelakaan terbaru ini, menurut laporan media lokal.

"Jika sopir dalam kasus ini mengantuk, kita harus bertanya berapa lama dia telah bekerja. Mungkin saja perusahaan bus memaksanya bekerja terlalu lama," ujarnya dalam wawancara dengan GMA Network.

Halaman:

Tags

Terkini