• Senin, 22 Desember 2025

MA Bangladesh Sudah Keluarkan Keputusan Pasca-Kekacauan, Begini Situasi Terkini

Photo Author
- Rabu, 24 Juli 2024 | 09:45 WIB
Situasi di Bangladesh masih tegang. Jam malam, pemadaman internet, dan patroli militer terus berlanjut. (Foto: Tangkpan layar X/@X420000)
Situasi di Bangladesh masih tegang. Jam malam, pemadaman internet, dan patroli militer terus berlanjut. (Foto: Tangkpan layar X/@X420000)

KONTEKS.CO.ID - Situasi di Bangladesh masih tegang. Jam malam, pemadaman internet, dan patroli militer terus berlanjut.

Langkah ini pemerintah ambil untuk meredam kerusuhan yang telah merenggut sedikitnya 187 nyawa di seluruh negeri.

Kekacauan ini dipicu oleh reformasi kuota pekerjaan publik yang telah memicu protes besar-besaran dari mahasiswa.

Keputusan terbaru, pemerintah memperpanjang jam malam hingga Kamis, 25 Juli 2024.

Sebelumnya, jam malam mulai berlakukan bersama dengan pengerahan militer sejak Jumat, 19 Juli 2024 malam.

Langkah ini untuk mengendalikan situasi setelah protes mahasiswa berubah menjadi kekerasan menyusul dugaan tembakan dari polisi dan anggota partai Liga Awami yang berkuasa.

Pemadaman internet yang mulai sejak Kamis, 18 Juli 2024 lalu telah membatasi arus informasi dari Bangladesh.

Sebagian besar media lokal tidak dapat memperbarui situs web mereka.

Sementara para pemimpin dunia usaha, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina pada hari Senin, 22 Juli 2024 menyebut, pemadaman total layanan internetmerupakan pertumpahan darah bagi dunia usaha.

Mereka memberikan dukungan kepada perdana menteri dan menuntut pemulihan layanan digital secepatnya.

Namun, perdana menteri mengatakan, jam malam dan pemadaman listrik akan terus berlanjut sampai situasi membaik.

Langkah-langkah ini, meskipun kontroversial, pemerintah anggap perlu untuk menjaga ketertiban di tengah gejolak sosial yang melanda negara tersebut.

Setidaknya 187 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak Selasa, 16 Juli 2024 pekan lalu akibat aksi protes yang berujung kekerasan.

Surat kabar nasional Prothom Alo pada hari Selasa, 23 Juli 2024 melaporkan, 13 orang meninggal di rumah sakit pada hari Senin, 22 Juli 2024.

Pasca-kerusuhan berdarah, pemerintah Bangladesh mengeluarkan surat pemberitahuan yang isinya menurunkan kuota menjadi 7% dari sebelumnya 56% pada pekerjaan publik.

Perubahan kuota ini mencakup 5% yang teralokasikan untuk keturunan veteran perang kemerdekaan.

Atas tuduhan kekerasan, lebih dari 2.000 orang, sebagian besar dari oposisi Partai Nasionalis Bangladesh dan anggota Jamaat-e-Islami, telah ditangkap di seluruh negeri.

Pemerintah juga menutup lembaga-lembaga pendidikan sebagai tanggapan atas kerusuhan tersebut.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Umaya Khusniah

Tags

Terkini

X