• Minggu, 21 Desember 2025

Ratusan Polisi Kenya Berangkat ke Haiti, Siap Hadapi Geng Kriminal

Photo Author
- Selasa, 25 Juni 2024 | 10:33 WIB
Ratusan petugas polisi Kenya berangkat menuju Haiti. (Foto: Brian Inganga/AP)
Ratusan petugas polisi Kenya berangkat menuju Haiti. (Foto: Brian Inganga/AP)

KONTEKS.CO.ID – Ratusan polisi Kenya berangkat menuju Haiti. Mereka akan memimpin pasukan multinasional untuk membatu memerangi geng-geng kriminal.

Ini menjadi langkah awal dalam upaya membantu menstabilkan pemerintahan di negara Karibia tersebut.

Keberangkatan gelombang pertama berjumlah 400 personel dari total 1.000 pasukan yang akan dikirim ke Haiti.

Upacara pelepasan yang dipimpin oleh Presiden Kenya, William Ruto dilakukan secara tertutup.

Dalam pidatonya, Ruto mendesak para petugas untuk menjaga integritas selama menjalankan misi mereka.

“Jangan mengecewakan kepercayaan masyarakat Kenya dan komunitas internasional terhadap Anda,” kata Ruto.

Pengiriman Pasukan Munculkan Kontroversi


Pengiriman polisi Kenya ke Haiti ini tidak lepas dari kontroversi. Pemerintahan Presiden Ruto menentang keputusan pengadilan yang menyatakan penyebaran tersebut inkonstitusional.

Hal itu karena tidak adanya perjanjian timbal balik antara Kenya dan Haiti.

Para kritikus juga menyuarakan kekhawatiran terkait sejarah panjang dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh petugas polisi Kenya.

Kasus pengadilan yang berupaya memblokir pengerahan pasukan ini masih tertunda.

Meskipun menghadapi banyak kritik, pengherahan ini mendapatkan dukungan internasional.

Presiden AS Joe Biden, dalam kunjungan kenegaraan Ruto ke Washington, berterima kasih atas kepemimpinan Kenya dalam pasukan multinasional.

Amerika Serikat bahkan telah setuju untuk menyumbang USD300 juta untuk mendukung pasukan tersebut.

Biden berargumen kehadiran pasukan Amerika di Haiti dapat menimbulkan segala macam pertanyaan yang dapat dengan mudah disalahartikan.

Krisis di Haiti


Kekerasan di Haiti telah meningkat drastis. Lebih dari 2.500 orang tewas atau terluka dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Kekerasan yang melonjak sejak akhir Februari telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang mengungsi.

Geng-geng kini menguasai setidaknya 80% ibu kota, Port-au-Prince, dan jalan-jalan utama.

Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, terpaksa mengundurkan diri karena terjebak di luar negeri akibat penutupan bandara internasional.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Umaya Khusniah

Tags

Terkini

X