• Senin, 22 Desember 2025

Hari Pertama Sekolah, Prancis Pulangkan Puluhan Siswi Muslim karena Mengenakan Abaya

Photo Author
- Selasa, 5 September 2023 | 18:41 WIB
Tampak sejumlah siswi mengenakan pakaian muslimah di kelas pada sebuah sekolah di Prancis. Foto: Tangkapan Layar Al Jazeeera
Tampak sejumlah siswi mengenakan pakaian muslimah di kelas pada sebuah sekolah di Prancis. Foto: Tangkapan Layar Al Jazeeera

KONTEKS.CO.ID - Prancis larang abaya terbahas dalam berita ini. Ketegasan tersebut terlihat dari tindakan sekolah di Prancis memulangkan siswi yang penolak mengganti pakaian abayanya.

Mereka yang pulang membawa surat tentang sekularisme untuk orang tuanya baca.

"Sekolah negeri Prancis telah memulangkan puluhan siswi karena menolak melepas abaya mereka pada hari pertama tahun ajaran," kata Menteri Pendidikan Prancis, Gabriel Attal, melansir Al Jazeera, Selasa 5 September 2023.

"Menentang larangan pakaian yang terindikasi sebagai simbol agama. Hampir 300 anak perempuan muncul pada Senin pagi dengan mengenakan abaya," kata Attal kepada penyiar BFM.

Sebagian besar setuju untuk mengganti jubahnya, tapi 67 orang menolak dan terpaksa harus pulang.

Pemerintah Prancis mengumumkan pada bulan lalu bahwa mereka melarang abaya di sekolah-sekolah negeri. Alasannya, hal itu melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan yang telah melarang jilbab dengan alasan merupakan bentuk afiliasi agama.

Tindakan ini menggembirakan kelompok sayap kanan, tapi kelompok sayap kiri berargumentasi bahwa tindakan itu merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.

Al Jazeera melaporkan, sebelum larangan tersebut berlaku, Attal menganggap pakaian tersebut sebagai simbol agama yang melanggar sekularisme Prancis.

“Sejak tahun 2004, di Prancis, tanda dan simbol keagamaan telah terlarang di sekolah. Termasuk jilbab, kippa, dan salib,” katanya.

“Gabriel Attal, Menteri Pendidikan, mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh masuk ke ruang kelas dengan mengenakan sesuatu yang dapat memberi kesan apa agama mereka,” kata wartawan Al Jazeera.

"Jika para siswi nekat kembali ke sekolah dengan mengenakan abaya kembali, maka akan terjadi “dialog baru,” kata Attal lagi.

Prancis Larang Abaya dan Konsekuensi yang Harus Dibayar


Presiden Prancis, Emmanuel Macron, membela tindakan kontroversial itu dengan mengatakan ada “minoritas” di Prancis yang membajak agama dan menantang republik dan sekularisme.

Dia mengatakan, hal itu mengarah pada “konsekuensi terburuk” seperti pembunuhan guru Samuel Paty tiga tahun lalu karena memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelas pendidikan kewarganegaraan.

“Kami tidak bisa bertindak seolah-olah serangan teroris, pembunuhan Samuel Paty, tidak terjadi,” ujarnya dalam wawancara dengan saluran YouTube, HugoDecrypte.

Sebuah asosiasi yang mewakili umat Islam telah mengajukan mosi ke Dewan Negara, pengadilan tertinggi Perancis. Mereka mengajukan keluhan terhadap otoritas negara, atas perintah yang melarang larangan abaya dan qamis, pakaian yang setara untuk pria. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X