KONTEKS.CO.ID – Hungaria saat ini dalam posisi dilematis. Disatu sisi negara bekas satelit Uni Sovyet ini bergantung pasikan migas dari Rusia dan disisi lain membutuhkan dana talangan Uni Eropa. Isu tersebut terungkap tatkala dua sumber yang dekat dengan Uni Eropa mengatakan eksekutif benua biru tersebut merekomendasikan pembekuan miliaran euro untuk Hungaria karena masalah korupsi. Rekomendasi ini dapat menjadi langkah pertama semacam ini pada Perdana Menteri Viktor Orban.
Alasan masalah ini dinilai untuk menutupi motif sebenarnya tentang sikap politik Hungaria atas yang terjadi di Ukraina. Saat berpidato di Parlemen Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan ia akan membekukan pendanaan untuk anggota yang merusak demokrasi dan memilih korupsi.
"Kami harus berjuang untuk demokrasi kami, saya akan fokus pada korupsi," katanya tanpa menyebut Hungaria secara khusus, Rabu 14 September 2022.
Namun berdasarkan pejabat Uni Eropa, ia akan mengajukan rekomendasinya pada akhir pekan untuk menahan 70 persen dari 22,5 miliar euro atau 22,44 miliar dolar pendanaan kohensi untuk Hungaria dari anggaran Uni Eropa 2021 sampai 2027. Tidak diketahui jumlah pasti dana yang ditahan.
Forin dan obligasi Hungaria melemah saat berita ini mencuat sementara anggota parlemen Eropa mengecam Orban yang selama bertahun-tahun merusak hak-hak imigran, gay dan perempuan. Serta kebebasan media, akademik dan pengadilan.
"Hungaria sama sekali bukan demokrasi yang sebenarnya," kata anggota parlemen dari Partai Hijau Prancis, Gwendoline Delbos-Corfield.
Orban menolak kritik itu tapi ia dalam tekanan untuk mengamankan pendanaan tersebut demi menyelamatkan perekonomian Hungaria yang terburuk. Budapest berjanji untuk membentuk badan anti-korupsi dan berulang kali mengatakan berharap dapat membuat kesepakatan dengan Brussels. ***