KONTEKS.CO.ID – Krisis politik nampaknya akan memasuki Argentina berbarengan dengan ancaman kudeta militer pasca percobaan pembunuhan Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, Kamis (1/9). Seorang pria dengan pistol mencoba menembak Kirchner, namun senjata yang digunakan tidak meledak.
Presiden Argentina Alberto Fernandez dalam pidato yang disiarkan televisi mengatakan, “seorang pria menodongkan senjata api ke kepalanya dan menarik pelatuknya. Cristina masih hidup karena, untuk beberapa alasan yang belum dikonfirmasi, senjata itu tidak menembak." kata. Bahkan pistol yang digunakan itu telah diisi dengan lima peluru. Dalam pernyataan tegasnya Fernandez mengatakan ini merupakan peristiwa paling serius yang dialami Argentina sejak kembali ke demokrasi.
Terkait Dengan Sikapnya Yang Tolak Mendukung Ukraina
Pria yang menyerang Kirchner selama pertemuannya dengan para pendukungnya ditahan. Pria itu diidentifikasi sebagai Fernando Andres Sabag Montiel, warga negara Brasil berusia 35 tahun.
Para pendukung Kirchner di sosial media bahkan menduga ini terkait dengan sikapnya yang ingin menghentikan perang di Ukraina melalui dialog dan sikap politiknya yang dianggap kiri. Percobaan pembunuhan tersebut untuk mencegah Kirchner mengikuti pemilihan presiden 2023.
"Fernando Andrés Sabag Montiel, yang mencoba membunuh Cristina Kirchner Kamis ini, memiliki tato matahari hitam di lengannya — simbol Nazi. Itu bisa dilihat di sini pada seragam teroris lokal di AS dan tentara Azov Ukraina. * Batalyon," kicau Taino (@Omani1love) pada 2 September.
