KONTEKS.CO.ID - Wali Kota terpilih New York City, Zohran Mamdani, kerap menjadi sorotan karena hubungannya yang tegang dengan Presiden AS Donald Trump.
Trump selama kampanye menekan Mamdani dan menyebutnya sebagai “komunis,” bahkan mengancam akan menangkap atau mendeportasinya.
“Kami tidak membutuhkan komunis di negara ini, tapi jika ada, saya akan memantaunya dengan hati-hati demi bangsa ini,” ujar Trump, dikutip dari The Washington Post.
Baca Juga: ASN DKI Gratis Naik Transjakarta, LRT hingga MRT, Ini Penjelasan Pramono: Tak Semua Bergaji Besar
Zohran Mamdani: Pemimpin Progresif yang Beda dari Trump
Mamdani, 34 tahun, adalah imigran Muslim keturunan India dan menjadi wali kota Syiah pertama serta warga Asia Selatan pertama yang memimpin New York.
Sikap progresifnya menentang kebijakan keras Trump, khususnya soal imigrasi, dianggap Trump mengancam kepentingan bisnis dan politiknya.
Program Kerja yang Dinilai Mengancam
Selama kampanye, Mamdani menawarkan kebijakan pro-rakyat yaitu pajak tinggi untuk orang kaya, pembekuan sewa apartemen, hunian terjangkau, dan transportasi umum gratis.
Trump menilai program tersebut ekstrem dan kerap menekannya secara publik.
Kritik Zohran Mamdani Terhadap Kebijakan Trump
Mamdani juga vokal mengkritik kebijakan imigrasi Trump, menyebutnya rasis dan inkonstitusional.
Sikap ini semakin memperburuk hubungan keduanya, membuat Trump menampilkan dirinya sebagai lawan politik yang perlu diwaspadai.
Meski diserang Trump, Mamdani mendapat dukungan luas dari warga New York, meraih 50 persen suara dan membuktikan bahwa rakyat bisa memilih pemimpin progresif yang berani berbeda.
Kemenangan Zohran Mamdani bukan sekadar politik; ia menjadi simbol keberagaman dan progresivitas.
Artikel Terkait
Barack Obama Dukung Calon Wali Kota Muslim Pertama New York, Zohran Mamdani
Sejarah Baru, Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim New York Pertama
Jejak Karier Zohran Mamdani: Wali Kota Muslim Pertama New York yang Ubah Peta Politik Amerika
Biodata Zohran Mamdani, Anak Imigran Uganda Pro Palestina, Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York
Tak Terima Kalah dari Zohran Mamdani, Trump Tuntut Perubahan Sistem Pemilu AS