KONTEKS.CO.ID — Intel mengumumkan restrukturisasi besar-besaran di bawah kepemimpinan CEO baru, Lip-Bu Tan.
Salah satu langkah utamanya adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 20% dari total 108.900 karyawan, atau sekitar 21.780 orang, mulai kuartal II 2025.
Dalam surat internal kepada karyawan, Tan menegaskan bahwa reorganisasi ini penting untuk meningkatkan efisiensi di tengah ketatnya persaingan industri chip global.
Baca Juga: Usulan Wapres Gibran Diganti, AM Hendropriyono: Aspirasi, Boleh Dong
"Kita perlu menghadapi tantangan secara langsung dan mengambil tindakan cepat untuk kembali ke jalur yang benar," tulis Tan, dikutip dari Venture Beat, Minggu 27 April 2025.
Strategi Efisiensi dan Perampingan
Selain PHK, Intel juga memangkas target pengeluaran operasional non-GAAP menjadi USD17 miliar pada 2025, lebih rendah dari target sebelumnya sebesar USD17,5 miliar. Pada 2026, pengeluaran ditargetkan turun lagi menjadi USD16 miliar.
Perusahaan juga akan merampingkan struktur organisasi, menghapus birokrasi yang dinilai menghambat inovasi, dan mengalihkan fokus investasi pada talenta rekayasa serta pengembangan teknologi baru, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Menteri Maman Terpilih Jadi Ketua Umum IKA Trisakti, Gaungkan Semangat Kewirausahaan
Kritik terhadap Budaya Lama
Tan secara terbuka mengkritik budaya kerja Intel yang dianggap lamban dan kompleks. Ia bertekad mempercepat proses pengambilan keputusan dan memberdayakan tim kecil untuk bergerak lebih cepat.
"Kami harus kembali ke akar dan memberdayakan para insinyur kami. Banyak perubahan yang dilakukan bertujuan membuat mereka lebih produktif dengan menghilangkan alur kerja memberatkan," ujar Tan.
Penjualan Saham dan Penguatan Neraca
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Intel juga menjual 51% saham divisi logika terprogram Altera kepada Silver Lake Partners.
Baca Juga: Tanda-Tanda HP Terinfeksi Malware yang Harus Kamu Waspadai
Penjualan ini diperkirakan mendatangkan dana segar sekitar USD9 miliar yang akan memperkuat neraca keuangan perusahaan.
Tantangan Industri dan Masa Depan Intel
Meskipun laporan keuangan kuartal I 2025 dinilai cukup baik, Tan memperingatkan bahwa Intel menghadapi lingkungan ekonomi makro yang semakin tidak pasti.
Artikel Terkait
Acer Indonesia Lahirkan Laptop dengan Prosesor Intel Core Generasi AI Canggih
Balas AS, China Larang Chip Intel, AMD dan OS Windows Ada di Komputer Pemerintah
Perang Kecanggihan Chip Intel, Samsung, dan TSMC: Siapa Menang?
Demi Pepet NVIDIA dan AMD, Intel Tega PHK 15.000 Pekerja
HP Omen 16 Max: Laptop Gaming Terbaru dengan Prosesor Intel Core Ultra 9 dan GPU Nvidia RTX 5080