• Senin, 22 Desember 2025

ISIS Bangkit di Afrika: 70 Orang Kristen Dipenggal di Gereja Kongo

Photo Author
- Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:33 WIB
ISIS bangkit di Afrika. Mereka diduga memenggal kepala umat Kristen di sebuah gereja di dalam gereja. (Foto: Ilust humanglemedia) (Ilust humanglemedia)
ISIS bangkit di Afrika. Mereka diduga memenggal kepala umat Kristen di sebuah gereja di dalam gereja. (Foto: Ilust humanglemedia) (Ilust humanglemedia)

KONTEKS.CO.ID - Sebanyak 70 mayat dengan kepala dipenggal telah ditemukan di sebuah gereja di Republik Demokratik Kongo (DRC) yang tengah dilanda perang.

Sebuah kelompok Islam yang terkait ISIS, yakni AFD, dikhawatirkan menjadi dalang dibalik peristiwa keji itu. Menurut Open Doors, organisasi yang mendukung orang Kristen yang teraniaya di seluruh dunia, para korban dipenggal kepalanya dengan parang.

Newsweek melaporkan, mereka telah menghubungi Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di DRC, melalui email. Namun belum ada komentar atas temuan yang dikaim AFD. 

Baca Juga: DEN Ngeles BBM Subsidi Tak Dihapus, Hanya Dialihkan Lebih Tepat Sasaran

Menurut Open Doors, 70 mayat yang dipenggal ditemukan di sebuah gereja Protestan di Kota Kasanga, di Lubero, Provinsi Kivu Utara menjelang akhir pekan lalu.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kekejaman itu. Tetapi Open Doors dan beberapa organisasi lain, telah menuduh AFD atas pembunuhan tersebut dengan mengutip "sumber lapangan". Para korban diyakini telah disandera beberapa hari sebelum mereka dieksekusi.

Administrator militer Alain Kiwewa untuk Wilayah Lubero mengatakan, ia sedang menyelidiki insiden tersebut, lapor kantor berita Pan-Afrika Agence de Presse Africaine, mengutip Sabtu 22 Februari 2025.

Baca Juga: Hari Terakhir Promo Diskon HUT BCA: Daftar Lengkap Gerai Pemberi Diskon

"Sumber-sumber lokal menduga Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), kelompok Islamis asal Uganda yang berafiliasi dengan ISIS, serta kelompok-kelompok bersenjata lokal bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Kelompok-kelompok ini telah menciptakan iklim teror di wilayah tersebut selama beberapa bulan," kata badan tersebut.

Dikatakan, para korban, yang telah "diikat dan dipenggal dengan pisau" telah diculik pada 12 Februari lalu.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X