digital

Respons Komdigi Ketika Luhut Bermimpin RI Bikin AI Open Source

Rabu, 26 Februari 2025 | 01:00 WIB
Deepseek (Tangkapan Layar Unsplash)

KONTEKS.CO.ID – Bisakah Indonesia memiliki teknologi AI sendiri yang mampu bersaing dengan OpenAI dan DeepSeek?

Pemerintah kini tengah mengembangkan kecerdasan buatan (AI) berbasis open-source yang segera dipresentasikan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa proyek ini telah berjalan dan dikembangkan oleh talenta muda Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Bitcoin: Cara Kerja, Sejarah, dan Negara yang Mengadopsinya

"Ya saya rasa itu adalah open source ya. Jadi cost-nya tidak tinggi. Sekarang ada beberapa anak muda Indonesia yang kita rekrut. Dan mereka sedang bekerja, mungkin dalam dua minggu ke depan mereka akan presentasi ke Presiden, yang mana itu anak-anak Indonesia. Ya kita akomodasi lah," sebut Luhut saat ditemui di Hotel Shangri-La Jakarta, pekan lalu.

Potensi Indonesia dalam AI

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menilai, pengembangan AI dalam negeri memiliki potensi besar. Ia menekankan bahwa Indonesia bisa menjadi pemain penting, setidaknya sebagai pusat AI di Asia Tenggara.

"Saya kira ide Pak Luhut juga sangat bagus sekali agar kita bisa menjadi pemain penting setidaknya champion di Asia Tenggara gitu, menjadi AI hub center untuk pengembangan digital talentnya dan juga infrastrukturnya dan juga produknya," ujar Nezar saat ditemui dalam peluncuran platform IC4 di Jakarta, Selasa 25 Februari 2025.

Baca Juga: Puluhan Oknum TNI Serang dan Rusak Markas Polres Tarakan, SETARA Institute: Premanisme dan Manifestasi Jiwa Korsa yang Keliru dan Memalukan

Nezar juga menyoroti bahwa keberhasilan AI lokal bergantung pada kesiapan talenta digital Indonesia.

Ia mencontohkan DeepSeek, yang dikembangkan oleh talenta asli China dengan pengalaman dan dukungan yang kuat dari industri dalam negeri.

"Tentu saja mereka belajar dari berbagai belahan dunia, tetapi mereka kemudian membawa ilmu itu, mengembangkannya, dan memecahkan masalah-masalah kritikal yang ada dalam pengembangan AI di China sehingga dia bisa menghasilkan DeepSeek yang ternyata jauh lebih efisien ketimbang yang konvensional seperti OpenAI," jelasnya.

Baca Juga: Penuh Peluh, Rachel dan Trias Melaju ke Babak 16 Besar German Open 2025

Tantangan dan Peluang AI Buatan Indonesia

Meskipun detail teknis belum banyak diungkap, Luhut memastikan bahwa AI yang tengah dikembangkan akan mendukung bahasa Indonesia dan Inggris.

"Ya bisa bahasa Inggris, bahasa Indonesia. Yang penting, dengan digitalisasi ini, Indonesia akan jadi negara yang efisien," kata Luhut.

Halaman:

Tags

Terkini