Waspada! Data Penggunaan ChatGPT Berisiko Bocor, Ini Tips Tetap Aman

KONTEKS.CO.ID – Seiring meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pekerjaan dan komunikasi digital, isu kebocoran data pribadi kembali menjadi perhatian.

Beberapa ahli keamanan siber mengingatkan bahwa sistem chatbot berbasis AI, termasuk ChatGPT, berpotensi menjadi celah bagi peretas untuk mengakses informasi sensitif pengguna.

Risiko tersebut muncul akibat celah keamanan pada mekanisme pertukaran data dan cara sistem AI menerima instruksi dari sumber eksternal.

Jika tidak diantisipasi, data percakapan, identitas pengguna, hingga informasi penting yang pernah dimasukkan ke dalam chatbot bisa terekspos tanpa disadari.

Baca Juga: Prabowo Beri Tugas Khusus ke Mensesneg Prasetyo Hadi Sebelum Bertolak ke Australia, Ini Rinciannya

Apa Itu ChatGPT ?

Penciptanya mendefinisikan ChatGPT sebagai “kecerdasan buatan yang dilatih untuk membantu berbagai tugas”.

Pada dasarnya, ChatGPT adalah chatbot bertenaga AI yang dapat menghasilkan respons bahasa alami terhadap pertanyaan pengguna.

ChatGPT didukung oleh algoritma machine learning yang telah dilatih pada jutaan dokumen.

Karena model bahasa yang digunakannya, ChatGPT dapat menghasilkan teks yang terdengar seperti suara manusia dan mengobrol dengan orang lain.

Baca Juga: Biodata 15 Tokoh Muslim Berpengaruh di Amerika: Dari Politikus Progresif hingga Pemimpin Kota Inspiratif

Versi AI berbasis bahasa yang lebih sederhana telah tersedia untuk umum selama bertahun-tahun, tetapi ChatGPT adalah versi yang paling canggih sejauh ini. ChatGPT dibuat oleh OpenAI, yang merupakan perusahaan penelitian dan AI.

Resiko dan Dampak

Data pribadi yang tersimpan di platform AI berpotensi dimanfaatkan untuk pencurian identitas, penipuan daring, hingga penyebaran informasi palsu.

Ada risiko yang semakin besar seiring meningkatnya jumlah pengguna ChatGPT di berbagai negara, termasuk Indonesia.