KONTEKS.CO.ID - Di antara puing rumah yang tinggal separuh dan bau tanah basah yang belum hilang sejak banjir bandang menerjang, seorang pria berdiri mematung.
Setiap hari, sejak bencana akhir November 2025 itu merenggut istrinya, ia kembali ke titik yang sama, lokasi terakhir ia melihat perempuan yang dicintainya, Nasrita Laila, sebelum tenggelam dalam longsoran tanah.
Dari tempat itu, ia memanggil-manggil, dengan suara yang hanya mampu tertahan oleh doa.
Pada Kamis, 11 Desember 2025, sebuah unggahan akun Instagram @inishowbiz memperlihatkan potongan kisahnya.
Pria itu berdiri dengan tangan kanan menempel di sisi kepala, melantunkan azan di tengah tumpukan reruntuhan desa.
Ia meyakini panggilan itu adalah ikhtiar terakhir, doa yang mungkin bisa membuka jalan agar jasad istrinya ditemukan.
“Sayang, keluar dari sana, ayo pulang,” ujar Marullly, nama pria itu.
Setia di Titik Terakhir
Kesaksian warga menyebutkan, sejak hari pertama bencana, ia selalu kembali ke tempat itu. Tak peduli pagi atau sore, pun tiada peduli hujan atau terik.
Itulah titik terakhir sebelum sang istri tersapu banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan Kota Sibolga.
Di depan gundukan tanah yang terus berubah setiap digali relawan, ia menyisir setiap detail serpihan kayu, kain, hingga bau lembap yang kadang seolah membawa petunjuk.
Harapannya sederhana, yakni menemukan apapun yang tersisa dari perempuan yang selama ini menjadi pusat hidupnya.