• Senin, 22 Desember 2025

Gempa Magnitudo 5,0 Hantam Sumenep, Guncangan Terasa hingga Pasuruan dan Malang

Photo Author
- Senin, 13 Oktober 2025 | 15:22 WIB
Gempa M5,0 guncang Sumenep, Madura
Gempa M5,0 guncang Sumenep, Madura

KONTEKS.CO.ID - Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,0 mengguncang wilayah perairan Tenggara Sumenep, Madura, pada Senin, 13 Oktober 2025 sekitar pukul 14.10 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, pusat gempa berada di laut pada koordinat 7,28 Lintang Selatan (LS) dan 114,14 Bujur Timur (BT), atau sekitar 47 kilometer Tenggara Sumenep, dengan kedalaman 14 kilometer.

Guncangan Terasa di Sejumlah Wilayah

Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun, getarannya cukup terasa di beberapa daerah di Jawa Timur.

Berdasarkan laporan BMKG, gempa turut dirasakan di Pasuruan: II–III MMI (getaran dirasakan dalam rumah, seperti truk lewat), Pamekasan: II–III MMI, Sapudi: III–IV MMI (banyak orang merasakan, barang ringan dapat bergeser), Kota Malang: II MMI (getaran ringan dirasakan sebagian warga) dan Kabupaten Sumenep: III MMI.

Baca Juga: 3 Gempa Beruntun Hantam Melonguane Sulawesi Utara Pagi Ini, Terkuat Magnitudo 5,2

Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menggambarkan dampak getaran di permukaan, bukan besaran gempa. Semakin tinggi angka MMI, semakin kuat pula guncangan yang dirasakan masyarakat.

Hingga berita ini tayang, belum ada informasi terkait kerusakan bangunan atau korban akibat gempa. BMKG juga belum mencatat adanya aktivitas gempa susulan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa lanjutan dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG,” tulis BMKG melalui akun X-nya, @infoBMKG.

Baca Juga: Melonguane Sulawesi Utara Diguncang Gempa Susulan, BMKG: Kali Ini Berkekuatan Magnitudo 4,9

Wilayah Sumenep dan Aktivitas Seismik

Wilayah Sumenep dan sekitarnya termasuk kawasan yang cukup aktif secara seismik karena berada di zona transisi antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

Gempa dangkal seperti ini umumnya disebabkan oleh aktivitas sesar lokal atau deformasi kerak bumi di sekitar zona tersebut.

Masyarakat diimbau memastikan bangunan tempat tinggal tahan terhadap guncangan serta mengetahui jalur evakuasi jika terjadi gempa lebih besar.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X