KONTEKS.CO.ID - Keuskupan Agung Medan menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa kekerasan yang terjadi terhadap masyarakat Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun yang melibatkan aparat keamanan dari pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Uskup Keuskupan Agung Medan, Kornelius Sipayung OFMCap mengatakan, pihak gereja tak dapat berdiam diri ketika martabat manusia direndahkan dan kekerasan dijadikan cara menyelesaikan persoalan.
Setiap tindakan kekerasan, dalam bentuk apapun jelas bertentangan dengan semangat Injil dan nilai-nilai kemanusiaan universal.
"Sebagai bagian dari Gereja Katolik universal, Keuskupan Agung Medan berdiri di atas prinsip ajaran sosial gereja yang mengedepankan martabat manusia, keadilan sosial dan kesejahteraan bersama (bonum commune)," kata dia dalam siaran persnya, Sabtu, 27 September 2025.
Paus Fransiskus dalam Fratelli Tutti (no. 225) kata dia menegaskan bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi; kekerasan hanya kekerasan baru.
Gereja lanjutnya selalu menyerukan agar setiap konflik diselesaikan melalui jalan dialog, musyawarah dan keterbukaan hati, bukan melalui tindakan represif yang melukai.
"Kami memahami bahwa konflik agraria di kawasan Sihaporas tidak semata-mata soal batas tanah, melainkan soal hidup dan martabat masyarakat lokal yang bergantung pada tanah sebagai sumber penghidupan dan identitas budaya. Oleh sebab itu, penyelesaian yang adil dan bermartabat harus menempatkan manusia bukan modal, bukan kepentingan ekonomi sebagai pusat," terangnya.
Lebih lanjut Keuskupan Agung Medan mengajak semua pihak baik pemerintah, perusahaan, masyarakat dan aparat penegak hukum untuk menempuh jalan dialog yang tulus dan damai.
Baca Juga: KontraS Catat 602 Kasus Kekerasan Polisi, 411 di Antaranya Penembakan
"Maka, kami menyerukan agar segera dibentuk ruang perjumpaan yang melibatkan berbagai pihak secara transparan dengan semangat mencari kebenaran dan keadilan bagi semua," sebut Kornelius.
"Sebagai Gereja, kami mengambil posisi sebagai juru damai bukan berpihak pada kepentingan tertentu, melainkan berpihak pada kemanusiaan dan kebenaran," tambahnya.
Ia menjelaskan, Paus Benediktus XVI dalam Caritas in Veritate mengingatkan bahwa kasih tanpa kebenaran dapat jatuh pada sentimentalitas, sementara kebenaran tanpa kasih dapat berubah menjadi kekerasan.
Artikel Terkait
Keuskupan Agung Medan Bantah Video 70 Pastor Dukung Anies Baswedan Capres 2024
Belasungkawa Mengalir dari Keuskupan Indonesia dan Berbagai Negara atas Wafatnya Paus Emeritus Benediktus XVI
Bicara Reforma Agraria, Gibran Puji Program PTSL Presiden Jokowi
Demonstrasi di DPR, Massa Desak Pemerintah Wujudkan Reforma Agraria dan Setop Perampasan Tanah
DPR Sepakat Bentuk Pansus Agraria Serap Aspirasi Petani, Disahkan pada Paripurna 2 Oktober 2025