KONTEKS.CO.ID - Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, memaparkan kendala besar yang dihadapi timnya dalam proses evakuasi helikopter yang jatuh di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Menurutnya, faktor cuaca ekstrem serta kondisi medan menjadi tantangan utama.
“Selama dua hari pertama kami kesulitan. Upaya pencarian lewat udara terhambat kabut tebal dan hujan deras hingga sore,” ujarnya seperti dikutip dari dialog di Pro 3 RRI, Sabtu 6 September 2025.
“Baru pada hari ketiga lokasi bisa ditemukan,” ia menambahkan.
Yudhi menambahkan, terdapat delapan korban dalam peristiwa tersebut.
Dari jumlah itu, lima korban bisa diidentifikasi, sementara tiga lainnya sulit dikenali karena mengalami luka bakar hebat.
Baca Juga: Pencarian Helikopter Hilang di Mantewe Kalsel Belum Membuahkan Hasil, Ini Kendalanya
“Korban yang hangus tidak dapat dikenali, sedangkan lima lainnya masih bisa diidentifikasi karena sebagian tubuh masih utuh,” jelasnya.
Helikopter BK117-D3 milik PT Eastindo Air diketahui berangkat dari Kotabaru menuju Palangkaraya pada Senin 1 September 2025 pagi.
Sekitar pukul 08.46–08.54 WIB, komunikasi terakhir dengan menara Bandara Kotabaru terputus sebelum helikopter dinyatakan hilang kontak.***
Artikel Terkait
Evakuasi Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani Tak Pakai Helikopter, Ini Kata Basarnas
Perusahaan Australia Dapat Perpanjangan Kontrak Tambang di Kalsel, Kesempatan Keruk Cadangan Batu Bara
Gubernur Muhidin Lantik Putrinya Sendiri Jadi Komisaris Bank Kalsel, Netizen Heboh Tuding Nepotisme!
Helikopter Hilang Kontak di Mantewe Kalsel, Ada 8 Orang di Dalamnya