• Minggu, 21 Desember 2025

Tahun Ajaran Baru Tidak Ada Lagi PR buat Anak Sekolah di Jawa Barat

Photo Author
- Rabu, 4 Juni 2025 | 16:15 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi takbmasalah disebut gubernur konten, ketimbang jadi kepala daerah molor.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi takbmasalah disebut gubernur konten, ketimbang jadi kepala daerah molor.

KONTEKS.CO.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan mulai tahun ajaran mendatang, akan diberlakukan jam malam bagi anak-anak dan remaja, bersamaan dengan jam masuk sekolah pukul 06.30 pagi.

Seiring kebijakan tersebut, Dedi juga memastikan bahwa tugas pekerjaan rumah (PR) bagi siswa akan dihapus.

Tujuan utamanya, menurutnya, adalah agar siswa memiliki waktu istirahat yang cukup di rumah.

Penghapusan PR ini merupakan respons terhadap kekhawatiran sebagian siswa yang menilai jam malam bisa mengganggu waktu belajar mereka, terutama untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah di luar kelas.

Dedi menyatakan bahwa surat edaran resmi akan segera dikirimkan ke sekolah-sekolah.

“Saya sudah minta Dinas Pendidikan untuk menerbitkan surat edaran. Anak-anak tidak boleh membawa beban belajar ke rumah dalam bentuk PR,” ujarnya.

Baca Juga: Cerita Siswa Lulusan Barak Militer TNI di Jawa Barat Mengaku Betah dan Ingin Balik Lagi!

Ia menegaskan seluruh proses pembelajaran harus tuntas di jam sekolah.

Setelah pulang, anak-anak diharapkan bisa beristirahat, membantu orang tua, atau membaca buku.

“Nanti hasil bacaan mereka akan diuji guru. Tidak akan ada lagi belajar kelompok di rumah,” tambahnya.

Dedi menuturkan pendekatan ini bukan hal baru. Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, ia pernah menerapkan kebijakan serupa.

Ia menekankan bahwa konsep “pekerjaan rumah” seharusnya lebih merujuk pada tugas domestik. PR, katanya, bukan berarti tugas sekolah yang harus dikerjakan di rumah.

Sebaliknya, ia meyakini bahwa pekerjaan rumah seharusnya berupa kegiatan seperti menyapu, merapikan rumah, atau membantu memasak.

Untuk mendukung kebijakan ini, Dedi menyebut telah bekerja sama dengan sekitar 600 psikolog anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X