KONTEKS.CO.ID - Platform PBSI Sport Science Analytics menjadi gebrakan terbaru dari program 100 hari kerja Muhammad Fadil Imran selaku Ketua Umum PP PBSI.
Terkait 100 hari kerja, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PP PBSI berinovasi dalam menyusun pengurus PBSI. Ia melibatkan konsultan manajemen profesional dalam merancang dan mengisi struktur kepengurusan PBSI.
Tak berhenti di sana, Fadim Imran kembali mengagetkan fan badminton nasional dengan menempuh rekrutmen terbuka pelatih teknik, pelatih fisik, dan tim pendukung lainnya di Pelatnas Cipayung. Terbaru, PBSI mendeklarasikan platform PBSI Sport Science Analytics.
Ini adalah platform berbasis website yang pada tahap pertama pengembangannya berfungsi sebagai pangkalan data kondisi atlet. Plus catatan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, kebugaran dan cedera atlet.
Baca Juga: Harga Mobil BYD Januari 2025: Pilihan Lengkap Mobil Listrik Bukan Sembarang China
Serta memberikan rekomendasi intervensi dan program pengembangan dari tim pendukung yang meliputi tim medis, fisioterapi, dan nutrisi. Fitur-fitur utama dalam platform ini adalah input data terintegrasi, logbook dari bidang-bidang, dan komparasi atlet.
“Platform yang diluncurkan saat ini bersifat rintisan (startup), masih belum sempurna, dan akan terus dikembangkan untuk membangun ekosistem sport science yang komprehensif. Untuk itu kami juga menggandeng para profesional dan pakar,” ungkap Fadil Imran saat mengenalkan aplikasi di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, melansir Selasa 14 Januari 2025.
Baca Juga: Hasil Undian Indonesia Master 2025 Kurang Membahagiakan bagi Pebulu Tangkis Tuan Rumah
Pada tahap pengembangan selanjutnya, lanjut dia, platform mampu menyambungkan informasi dari tim pendukung kepada tim pengguna informasi. Antara lain, pelatih teknik, pelatih fisik, fisioterapis, dokter, hingga katering. Platform mencatat bagaimana intervensi dijalankan serta dampaknya terhadap performa atlet.
Di momen yang sama PP PBSI juga melakukan pengukuran pertama kondisi atlet yang menjadi baseline bagi pengembangan database ke depan. Para atlet yang sedang berada di Pelatnas Cipayung menjalani serangkaian tes. Tesnya meliputi pengukuran profil medis umum, profil antropometri atau dimensi tubuh manusia yang mencakup ukuran, proporsi, dan komposisinya.
Kemudian profil kebutuhan nutrisi, profil kebugaran dan tingkat kelelahan, komponen biomotor. Serta screening aspek fisioterapis untuk mencatat riwayat cedera, ruang gerak sendi, otot, dan kontraksi maksimal otot.
Baca Juga: Ngeri, di Tengah Lautan si Jago Merah Muncul Tornado Api di Kebakaran Los Angeles
Wakil Ketua Umum I PBSI, Taufik Hidayat, menturkan, pilot project program ini telah dicoba oleh Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024. Tapi datanya belum terstandarisasi dan masih tersebar di berbagai tempat.
Platform ini merupakan transformasi dari data manual ke digital. Dengan platform ini, data akan terintegrasi dan terstruktur sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program latihan dan intervensi lainnya. ***
Artikel Terkait
Lumina Education Luncurkan Lumina Testing Service, Platform Penilaian Pendidikan Berbasis Data
PR Eng Hian Usai Gantikan Posisi Ricky Soebagdja di PBSI, Ada Pesan Fadil Imran
Susunan Lengkap Pelatih Teknik Pelatnas Bulu Tangkis 2025, PBSI Ucapkan Terima Kasih ke Coach Lama
Kunjungi Pelatnas PBSI, Taufik Hidayat Harap Bulu Tangkis Kembali Raih Emas Olimpiade 2028
PBSI Ajak Masyarakat Gabung Komunitas, Bisa Main Bulu Tangkis Bareng Atlet di Pelatnas