Dengan cara yang khas untuk seorang pemain yang dikenal sebagai 'Menteri Kebahagiaan' di kampung halamannya, dia melihat sisi positif dari masalah tersebut dan kekecewaan tahun lalu.
"(Cedera) mengajari saya bagaimana menjadi sangat sabar dan menerima apa pun yang terjadi pada saya. Karena itu di luar kendali saya," ujar Jabeur.
"Maksud saya, jika Anda memberi tahu saya bahwa Anda (akan) cedera dan itu terjadi di final Wimbledon, saya akan menerimanya," urai petenis 28 tahun itu.
Jabeur, yang penampilan emosionalnya telah memenangkan banyak penggemarnya, juga berharap ini akan menjadi keberuntungan ketiga kalinya.
"Saya akan belajar banyak tidak hanya dari final Wimbledon tetapi juga final AS Terbuka, dan memberikan yang terbaik," papar Jabeur.
"Mungkin tahun ini adalah tentang mencoba dua kali dan melakukannya dengan benar untuk ketiga kalinya," sambungnya.
Setahun lalu, Ons Jabeur memasang foto trofi Wimbledon putri di layar ponselnya saat ia mengejar sejarah. Dia dengan cepat menghapusnya setelah kalah dari Rybakina.
Dan mungkin untuk menghindari kutukan, dia telah mengungkapkan tahun ini apa yang ada di layar kunci ponselnya untuk memotivasi dia kali ini, mengatakan kepada wartawan: "Anda akan tahu setelah final."
“Mudah-mudahan saya bisa mengukir sejarah bukan hanya untuk Tunisia tapi juga untuk Afrika,” tutur petenis bertinggi badan 167 cm itu.
Mampukah sang favorit kalahkan Vondrousova?
Seperti tahun lalu, unggulan keenam Jabeur menuju final putri sebagai favorit. Kali ini ia akan menghadapi Vondrousova, yang berada di peringkat 42 dan juga mengincar bagian sejarahnya sendiri dengan menjadi wanita non-unggulan pertama yang mengangkat Venus Rosewater Dish.
Vondrousova, 24, berada di London sebagai turis dengan pergelangan tangan terbalut gips ketika Jabeur kalah dari Elena Rybakina tahun lalu, menyusul operasi yang membuatnya absen selama enam bulan.
"Saya sangat bersyukur berada di sini. Sungguh gila hal ini terjadi," kata Vondrousova.
Petenis Republik Ceko itu menjadi runner-up di Prancis Terbuka 2019 saat berusia 19 tahun, jadi seperti Jabeur - yang kalah di final AS Terbuka dua bulan setelah kekecewaannya di Wimbledon - memiliki pengalaman final Grand Slam sebelumnya untuk dijadikan referensi.
Belum punya sponsor pakaian
Vondrousova telah melewati ujian berat dalam dua putaran terakhir, mengalahkan unggulan keempat Amerika Jessica Pegula di perempat final sebelum menang dua set atas Elina Svitolina di semifinal.
