• Minggu, 21 Desember 2025

Selalu Mentok di Semifinal, Imam Tohari Minta Putri KW Perlu Perkuat Mental Kepercayaan Diri

Photo Author
- Selasa, 30 September 2025 | 19:33 WIB
Imam Tohari, pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI, memberikan wejangan kepada Putri KW untuk melewati babak semifinal. (PBSI)
Imam Tohari, pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI, memberikan wejangan kepada Putri KW untuk melewati babak semifinal. (PBSI)

KONTEKS.CO.ID - Putri KW (Kusuma Wardani) kembali harus berpuas diri hanya mencapai babak semifinal. Terakhir, ia kandas di fase semifinal Korea Open 2025.

Lagi-lagi Akane Yamaguchi, pebulu tangkis Jepang yang mengganjalnya. Putri KW kalah 9-21, 14-21.

Melihat perkembangan anak asuhnya, Imam Tohari, pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI mengatakan, permainan Putri sudah dihafal oleh Akane Yamaguchi. “Jadi semua tertebak arah pengembaliannya (Putri). Saya melihat akhirnya Putrinya menjadi bingung dan tidak bisa keluar dari tekanan. Rasa percaya diri pun menurun, bisa dibilang hilang setengah,” ungkapnya, mengutip keterangan resmi PBSI, Selasa 30 September 2025.

Baca Juga: KPK Terima Pengembalian Uang Korupsi Haji dari HIMPUH

Menurut dia, permainannya sudah terbaca sejak gim pertama sampai pertengahan gim kedua. Setelah interval performanya membaik dengan terus mencoba lagi, memaksa dan berhasil mendapat beberapa poin tambahan.

“Saya bilang ke dia kalau sudah level ini mau tidak mau lawannya empat besar. Di manapun bertanding pasti akan bertemu mereka. Ujiannya di sini kalau mau tembus,” tegasnya.

“Ini memang masih terus berproses tapi selain itu saya juga ingin Putri ke depan bisa menang untuk menambah kepercayaan dirinya sendiri,” kata Imam Tohari.

Baca Juga: Ruben Amorim Dapat Dukungan Manajemen, Isu Southgate Dibantah

Menurut dia, Akane adalah tipe pemain yang kalau ada ide permainan dan dieksekusi lalu berhasil, pedenya akan semakin menjadi. Serangan dan kecepatannya semakin meningkat dan meningkat.

“Powernya di sana, mental keyakinan. Ini yang harus dicontoh dan diperkuat oleh Putri lagi selain teknik dan fisik pastinya. Berani dulu istilahnya seperti itu, kalau sudah berani dan yakin, permainan akan berkembang dengan sendirinya,” sarannya.

Ia menambahkan, kalau melihat pemain-pemain Jepang, budaya yang harus ditiru adalah kemauan, disiplin dan komitmen.

“Akane yang sempat cedera, terpuruk dan sekarang bisa bangkit sampai juara dunia lagi itu tidak mudah tapi bisa berkat tiga faktor tadi,” pungkasnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X