"Ya kadang kasihan aja lihat dia. Masih muda banget, baru 19 tahun. Dia harusnya masih main, tapi dia harus nemenin aku," ucap Sherly seraya berderai air mata.
Di balik semua itu, ia menduga sang anak memilih untuk terus berada di sampingnya bukan hanya karena tanggung jawab keluarga, tetapi karena rasa takut kehilangan lagi.
"Ya mungkin dia merasa aman kalau nemenin saya turun ke daerah-daerah," kata Sherly mencoba tetap tegar.
Baca Juga: Kunjungan ke KPK Diseret ke Isu Tambang, Sherly Tjoanda: Saya Sudah Expect Akan Digituin!
Dirinya mengakui, kesendirian sebagai seorang janda bukanlah beban terbesar yang ia bawa. Beban itu datang saat ia melihat bagaimana anak-anaknya, yang seharusnya masih bersandar kepada ayah mereka, kini harus menjadi penjaga bagi dirinya.
"Sebenarnya ketika kasihan sama saya, saya sudah cukup tegar. Tapi, kalau anak kasihan lah," tutupnya.***