KONTEKS.CO.ID - Pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas tanpa kompromi terkait keselamatan pekerja pasca-insiden longsor mematikan di tambang bawah tanah (underground) Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI).
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa area yang menjadi pusat bencana akan ditutup total dalam waktu lama, dan pemerintah tidak akan mengizinkannya dibuka kembali hingga penyebab pasti longsor ditemukan dan audit keamanan tuntas.
Sikap keras ini diambil untuk memastikan tragedi yang merenggut nyawa tidak terulang kembali. Bahlil secara terbuka menempatkan nilai kemanusiaan di atas kepentingan bisnis semata.
"Kita enggak mau sembarangan. Kalau sembarangan orang mati, nanti siapa yang mau bertanggung jawab lagi? Kita harus (memikirkan) nyawa orang," tegas Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jumat, 14 November 2025.
Baca Juga: Peneliti: Fenomena Jumlah Perceraian Naik dan Pernikahan Turun di Indonesia Sudah Mengkhawatirkan
Bagi para pekerja tambang dan keluarga mereka, ini adalah jaminan bahwa pemerintah tidak akan berjudi dengan keselamatan mereka demi mengejar target produksi.
Bahlil menegaskan bahwa titik longsor tersebut kini sedang dievaluasi penuh oleh tim ahli dari ESDM. "Yang titik bermasalah, yang bencana itu, tim kita lagi melakukan evaluasi," paparnya.
Namun, Bahlil juga mengklarifikasi bahwa insiden ini tidak melumpuhkan seluruh operasional Freeport. Ia menjelaskan bahwa area operasional PTFI sangat luas, dan tidak semua titik terdampak.
"Freeport itu tidak semua areanya itu kena masalah. Tapi kemarin pada saat masalah itu kita tutup, sampai dilakukan evakuasi," kata Bahlil.
Setelah analisis teknis dilakukan, tim ESDM menemukan adanya area-area produksi lain yang secara teknis tidak berkaitan dengan lokasi bencana.
Area-area aman ini, yang berjarak 6 hingga 7 kilometer dari titik longsor, diizinkan untuk tetap beroperasi agar denyut nadi perusahaan tetap berjalan.
"Ada bagian yang enggak ada hubungannya dengan longsor underground itu. Itu gak apa-apa berjalan," ujarnya.
Meski demikian, untuk area yang terdampak langsung, Bahlil tidak mau memberi janji cepat. Ia memproyeksikan area tersebut baru mungkin bisa beroperasi kembali pada kuartal kedua tahun depan, atau sekitar bulan Maret hingga April 2026, setelah melalui serangkaian perbaikan yang ketat.