nasional

Demi Keselamatan, DPR Desak BMKG Rombak Total Aplikasi Info BMKG yang Lamban

Rabu, 12 November 2025 | 10:15 WIB
Aplikasi Info BMKG (bmkg.co.id)

KONTEKS.CO.ID - Keselamatan ribuan nelayan dan masyarakat Indonesia yang bergantung pada informasi cuaca kini berada dalam sorotan tajam.

Telah terjadi krisis kepercayaan publik terhadap aplikasi resmi pemerintah, "Info BMKG".

Para pengguna di lapangan, khususnya nelayan yang bertaruh nyawa di lautan, dilaporkan telah menghapus aplikasi tersebut dan beralih ke aplikasi cuaca swasta (asing) yang dinilai jauh lebih cepat dan akurat.

Baca Juga: Jakarta Pusat Siaga: Dua Demo 12 November 2025 Digelar di DPR MPR dan Gambir, Polisi Kerahkan 801 Personil

Aplikasi Info BMKG Dituding Lamban

Fakta mengkhawatirkan ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Kepala BMKG, Selasa, 11 November 2025.

Anggota Komisi V, Danang Wicaksana, membeberkan temuan nyatanya di lapangan saat ia melakukan reses dan bertemu langsung dengan para konstituennya yang berprofesi sebagai nelayan.

Danang menceritakan momen ironis ketika ia mencoba mempromosikan aplikasi resmi pemerintah kepada para nelayan.

Baca Juga: Tersangka Deepfake AI, Mahasiswa Hukum Undip Chiko Radityatama Terancam 12 Tahun Penjara

Alih-alih mendapat sambutan baik, ia justru ditegur balik oleh para nelayan yang sudah memiliki pegangan aplikasi lain yang mereka anggap superior. Aplikasi yang kini menjadi andalan para nelayan itu adalah "Windy".

"Kemarin saya sendiri saat reses di dapil saya, para nelayan ini, walaupun sempat saya pamerkan aplikasi Info BMKG, tapi ternyata mereka pegangannya Windy," kata Danang yang dilansir pada Rabu, 12 November 2025.

Ini adalah tamparan keras bagi BMKG yang seharusnya menjadi sumber data primer dan terpercaya bagi warganya sendiri.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Hari Pahlawan, Ketua Ikatan Alumni Universitas Trisakti Puji Jasa Soeharto untuk Pembangunan RI dan Partai Golkar

Alasan para nelayan meninggalkan aplikasi Info BMKG sangat fundamental dan menyangkut keselamatan jiwa, yakni keterlambatan data.

Danang menegaskan bahwa para nelayan bukannya tidak menerima informasi BMKG, namun informasi tersebut datang terlambat.

Halaman:

Tags

Terkini