nasional

Biodata Rahmah Rahmah El Yunusiyyah, Pelopor Emansipasi Perempuan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Senin, 10 November 2025 | 18:18 WIB
Rahmah El Yunusiyyah diberi gelar Pahlawan Nasional. (Instagram @presidenrepublikindonesia)

KONTEKS.CO.ID - Indonesia memiliki satu tokoh perempuan yang menjadi panutan dunia Islam dan pendidikan, Rahmah El Yunusiyyah.

Kelahiran 20 Desember 1900 di Sumatra Barat ini dikenal sebagai Muslimah pertama awal abad ke-20 yang lantang menyuarakan emansipasi perempuan. 

Pada Senin, 10 November 2026, Rahmah El Yunusiyyah resmi dianugerahi gelar pahlawan nasional sebagai pengakuan atas kontribusinya bagi pendidikan dan kemajuan kaum perempuan.

Baca Juga: Eks Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Eko Prionggo Jati Diduga Terima Suap Rp4,21 Miliar dari 5 Kontraktor

Biodata  Rahmah El Yunusiyyah

Rahmah El Yunusiyyah berasal dari keluarga terhormat di Padang Panjang. Ayahnya, Muhammad Yunus bin Imanuddin, dan ibunya, Rafiah, menurunkan semangat belajar dan keagamaan yang kuat.

Dari garis ibu, keturunannya berhulu di nagari IV Angkat, Bukittinggi. Sejak muda, Rahmah sudah memiliki cita-cita mendirikan sekolah khusus perempuan agar kaum wanita memiliki kesempatan setara dalam pendidikan dan dakwah Islam.

Mengawali langkahnya, Rahmah El Yunusiyyah mendirikan Madrasah Diniyah lil Banat (Diniyah Putri) di kota kelahirannya. Lembaga ini menjadi sekolah Islam pertama di Indonesia khusus untuk Muslimah.

Baca Juga: Momen Haru Tutut Saat Ucap Terima Kasih ke Presiden Prabowo Usai Soeharto Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan

Dengan tekad meningkatkan derajat perempuan dalam masyarakat, Diniyah Putri dirancang untuk memberikan pendidikan agama sekaligus modern.

Hingga akhir hayatnya, Rahmah memimpin lembaga ini selama 46 tahun, membangun fasilitas lengkap, termasuk perpustakaan dengan koleksi buku berbahasa Indonesia, Arab, Inggris, Belanda, dan Prancis.

Pada awal berdirinya, Diniyah Putri menampung 71 murid, mayoritas perempuan yang baru menikah atau memiliki anak balita.

Aktivitas belajar awalnya berlangsung di Masjid Pasar Usang sebelum dibangun gedung permanen, meski sempat tertunda akibat gempa bumi pada 1926.

Baca Juga: Ramai Komentar di Akun BGN, Pegawai Dapur MBG Protes: Woiii, Bayar Noh, Belum Digaji!

Dengan kegigihan dan dukungan keluarga serta masyarakat, Rahmah berhasil membangun kembali sekolah di atas tanah wakaf ibunya.

Halaman:

Tags

Terkini