KONTEKS.CO.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ngotot agar Mahfud MD melaporkan dugaan dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Juru bicara komisi antirasuah, Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Senin 20 Oktober 2025 kemarin mengatakan, pihaknya akan sangat terbuka jika eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu punya data dugaan mark up.
"Terima kasih informasi awalnya, dan jika memang Prof. Mahfud ada data yang nanti bisa menjadi pengayaan bagi KPK, maka kami akan sangat terbuka untuk kemudian mempelajari dan menganalisisnya," ujar Budi.
Baca Juga: Rupiah Tertekan Lagi, Begini Pergerakan Nilai Tukar terhadap Dolar AS Hari Ini!
Pihaknya, kata Budi, akan bertindak secara proaktif dalam menindaklanjuti setiap laporan aduan masyarakat.
"Dalam artian bahwa dari setiap informasi awal yang masyarakat sampaikan kepada KPK, KPK tentu akan melakukan pulbaket atau melakukan pengumpulan bahan keterangan lainnya untuk melengkapi informasi awal yang sudah disampaikan oleh masyarakat," tuturnya.
Sebelumnya, eks Menko Polhukam era Presiden RI ke-7, Joko Widodo atau Jokowi, Mahfud MD menyebut permintaan KPK melaporkan adanya dugaan 'mark up' proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh hal yang aneh.
Baca Juga: WhatsApp Pertahankan Posisi Teratas sebagai Aplikasi Pesan Terpopuler di Dunia, Penggunanya 3 Miliar
"Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor tentang dugaan mark up Whoosh," tulis Mahfud di akun X miliknya, mengutip Minggu, 19 Oktober 2025.
Sebab menurutnya, di dalam hukum pidana, jika ada informasi dugaan pidana seharusnya aparat penegak hukum (APH) langsung menyelidiki dan bukan justru minta laporan.
Aparat tersebut, kata dia, juga dapat memanggil pihak-pihak yang jadi sumber informasi untuk digali keterangannya.
Dia lantas memberi contoh kasus penemuan mayat yang seharusnya langsung diselidiki APH.
"Laporan hanya diperlukan jika ada peristiwa yang tidak diketahui oleh APH, sehingga perlu ada yang melaporkan, misalnya penemuan mayat," ujarnya.
Baca Juga: Profil Rinov Rivaldy, Pebulu Tangkis Muda Berprestasi yang Mundur dari Pelatnas PBSI
"Tapi kalau ada berita ada pembunuhan maka APH harus langsung bertindak menyelidiki, tak perlu menunggu laporan," imbuhnya.