nasional

Pandji Pragiwaksono: Pemerintah Gagal Berkomunikasi, Bagaimana Mau Bermitra dengan Rakyat?

Rabu, 1 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Pandji Pragiwaksono (youtube.com/@kasisolusi)

KONTEKS.CO.ID - Komika dan pengamat sosial, Pandji Pragiwaksono, mengkritik tajam cara pemerintah saat ini dalam berkomunikasi dengan publik.

Menurutnya, serangkaian insiden, mulai dari pencabutan kartu pers jurnalis hingga respons arogan terhadap kritik, menunjukkan bahwa pemerintah gagal membangun komunikasi yang baik dan kehilangan kesempatan untuk bermitra dengan rakyatnya sendiri.

"Kenapa pemerintah harus peduli sama komunikasi? Just answer this question and be honest. Tidakkah pemerintah ingin bermitra dengan rakyat?" tanya Pandji dalam siniar yang tayang di kanal Youtube kasisolusi, sebagaimana dikutip Konteks.co.id pada Selasa, 30 September 2025.

Baca Juga: Kabar Terbaru Musala Ponpes Al Khozyni Ambruk: Ada 91 Santri yang Diduga Masih Tertimbun

Menurutnya, mustahil pemerintah bisa berjalan seiringan dengan rakyat jika komunikasi dua arah yang sehat tidak terjalin.

Ia menyoroti insiden pencabutan kartu pers jurnalis istana yang bertanya kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai contoh nyata buruknya komunikasi.

Respons Presiden saat itu yang dianggap meremehkan pertanyaan, diikuti dengan pencabutan akses meliput, mengirimkan sinyal yang salah kepada publik dan insan pers.

Baca Juga: Hujan Deras Berjam-jam di Ibu Kota, BPBD Catat Banjir Meluas Ke-10 RT

"Masa wartawan nanya dijawabnya 'Come on, Najwa, come on.' Masa kayak gitu?" ujarnya, merujuk pada respons Presiden saat itu.

"Gimana lu mau jalan sama rakyat kalau rakyat nanya aja lu tarik kartu persnya?" pungkasnya, menegaskan bahwa tanpa komunikasi yang baik, pemerintah akan selamanya kesulitan membawa Indonesia maju.

Arogansi yang Memicu Kemarahan

Insiden lain yang ia kritik adalah respons dari Kepala Badan Komunikasi Pemerintah pada saat itu, Hasan Nasbi, terhadap kiriman kepala babi kepada media Tempo, yang dijawab dengan "dimasak aja".

Baca Juga: Bukan Cuma Pantai! Ini 5 Destinasi Wisata Keluarga di Bali yang Edukatif, Seru, dan Cocok Buat Liburan Bareng Anak

Menurut Pandji, respons semacam ini sangat tidak pantas dan justru memicu kemarahan yang lebih luas di kalangan media.

"Yang marah bukan cuman Tempo. Seluruh media pada marah," ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini