Penyajian makan juga patut diperhatikan. Penyajian makanan yang terbuka terlalu lama akan memudahkan kontaminasi berbagai materi yang memicu keracunan.
Misalalnya, makanan terkontaminasi debu, serangga, maupun kontaminasi silang dari sentuhan tangan juga bisa menjadi penyebab keracunan.
Selanjutnya, peralatan saji seperti stainless stell lebih mudah menghantarkan panas untuk mendukung pertumbuhan mikroba kontaminasi yang ada.
"Terlebih, penyajian dilakukan pas jadwal makan siang, sedangkan produk diolah pagi hari," katanya.
Ia mengungkapkan, jika terjadi kontaminasi silang maka dari pukul 06.00 WIB ke pukul 11.00 WIB sudah terjadi pertumbuhan mikroba lebih dari 10 ribu.
Sedangkan untuk terjadinya keracunan makanan, pada umumnya cukup 3 ribu sel patogen, meskipun jumlahnya bervariasi tergantung pada jenis patogen, toksin, dan kondisi individu yang terinfeksi.
Penyebab keracunan juga bisa dipicu karena penyajinya tidak menjaga kebersihan, misalnya tidak mencuci tangan dan memakai sarung tangan atau penutup kepala.
Baca Juga: Marak Kasus Keracunan MBG, Zulhas: Bukan Sekadar Angka tapi Keselamatan Generasi Penerus
Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) ini, mengungkapkan, kondisi tersebut bisa menjadi sumber kontaminasi silang.
Menurutnya, konsumen yang mengkonsumsi makanan secara bersama-sama, sebenarnya bisa menjadi kurang terkontrol higienitasnya.
"[Ini] dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit," ujarnya.***