nasional

Bantah Isu Prabowo-Gibran Retak, Mulahati Simarmata: Wapres Jalankan Perintah, Bukan Menghindar

Senin, 22 September 2025 | 10:45 WIB
Mulahati Simarmata. (Tangkapan Layar Akun Youtube Unpacking Indonesia)

KONTEKS.CO.ID - Ketidakhadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pelantikan 11 pejabat baru hasil reshuffle kabinet memicu spekulasi keretakan hubungan dengan Presiden Prabowo Subianto.

Analisis dari peneliti BRIN, Pak Hasim, yang menyebut absennya Gibran dalam acara sepenting itu sebagai simbol kerenggangan, dibantah keras oleh aktivis Jokowi Lovers, Mulahati Simarmata.

Menurut Mulahati, narasi keretakan tersebut tidak rasional dan didasari oleh kebencian sisa pemilihan presiden.

Baca Juga: Kasus Roy Suryo Lambat Diproses, Teddy Gusnaidi Ungkap Alasan Polisi: Menunggu Putusan Hukum di Solo

Ia menegaskan bahwa kunjungan kerja Gibran ke Papua Nugini saat itu murni atas perintah Presiden Prabowo, sebuah fakta yang seharusnya dipahami.

Mulahati menilai, acara pelantikan hanyalah seremonial, sementara keputusan terkait reshuffle sudah dibahas sebelumnya. "Mas Wapres lebih mementingkan dia mengunjungi rakyat," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Unpacking Indonesia, 21 September 2025.

Ia mengkritik tajam peneliti BRIN yang dinilainya gagal mencerdaskan rakyat dan justru menyebarkan framing perpecahan.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Zagy Berian, Jebolan ITB yang Kini Jadi Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim

Ia menduga analisis tersebut muncul karena "kesakitan hati kalapres" (kalah pilpres) yang masih melekat, dengan tujuan untuk mendiskreditkan dan menurunkan citra Gibran di mata publik.

"Apapun mereka akan lakukan. Bagaimana Mas Wapres itu terdowngrade dan terdiskreditkan," tegasnya.

Ia meyakini bahwa hubungan Prabowo dan Gibran hingga saat ini masih sangat solid dan bekerja dalam sebuah kolaborasi.

Baca Juga: Tukar Sampah Plastik Bisa Dapat Tiket Gratis Synchronize Fest 2025, Jangan Kehabisan!

Menurutnya, tidak mungkin Gibran tidak dilibatkan dalam proses penggantian kabinet.

Isu keretakan ini, baginya, hanyalah asumsi tak berdasar yang disebarkan oleh para pembenci untuk mempraktikkan politik adu domba, yang ia yakini tidak akan lagi laku di tengah masyarakat yang sudah cerdas. ***

Tags

Terkini