KONTEKS.CO.ID - Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno menilai harus ada perubahan stigma dalam hal pemilihan kandidat atau calon Kapolri.
Menurutnya, anggapan bahwa seorang mantan ajudan Presiden secara otomatis menjadi Kapolri harus diubah berdasarkan prestasi dan rekam jejak sang calon itu sendiri.
"Sejak tahun 1995 saya sudah mengamati itu, jadi seolah-olah ajudan Presiden itu jatah untuk menjadi Kapolri, padahal seharusnya yang berprestasi di lapangan," ungkap Oegroseno dalam podcast Forum Keadilan TV bertajuk 'Ajudan Presiden Tak Harus Jadi Kapolri' yang tayang pada Senin, 15 September 2025.
Menurutnya, saat ini belum ada sistem khusus yang mampu melihat dan mencatat prestasi perwira tinggi seorang calon Kapolri.
Bagaimana sepak terjangnya di lapangan, kontribusinya terhadap negara maupun prestasi yang sudah diraihnya selama mengabdi di Korps Bhayangkara.
"Mungkin sistemnya belum ada, Kompolnas mungkin hanya melihat dari luar. Nah ini mungkin ke depan nanti perlu ada melihat KPI (key performance indicator) para perwira tinggi selama bertugas bagaimana," imbuhnya.
Ia mencontohkan ketika Jenderal Pol Anton Soedjarwo menjabat Kapolri pada 1983-1986. Anton merupakan Kapolri jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) dan berhasil lulus pada tahun 1954.
Baca Juga: Istana Sebut Pembentukan Tim Reformasi Polri Bukan untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Prestasinya pun terbilang mentereng lantaran pernah memimpin langsung pasukan Ranger yang tergabung dalam RTP I tahun 1962 dalam Operasi Trikora.
Ia pun berhasil mengibarkan bendera Merah Putih tepat pada 17 Agustus 1962 di wilayah Rumbai, Irian Barat.
"Pak Anton Soedjarwo dulu (lulusan) non PTIK, tapi seluruh jenderal waktu itu kan semuanya PTIK, tapi begitu Pak Anton ditunjuk jadi Kapolri yang PTIK jenderalnya pun tidak bisa bicara, karena yang punya program sangat jelas adalah Pak Anton Soedjarwo," paparnya.
Baca Juga: Ramai Isu Kapolri Diganti, Lemkapi: Presiden Prabowo Masih Butuh Sosok Listyo Sigit
Sekadar informasi, terdapat sejumlah nama mantan ajudan Presiden yang kemudian menjadi Kapolri. Di antaranya Jenderal Pol Kunarto.