nasional

Fenomena Buzzer dan Usulan Warga Hanya Punya Satu Akun Medsos Serta Regulasi yang Masih Tanda Tanya

Senin, 15 September 2025 | 19:05 WIB
Usulan setiap orang di Indonesia hanya punya satu akun media sosial kembali mengemuka (Foto: Pixabay)

 

KONTEKS.CO.ID - Kini, wacana pembatasan akun media sosial kembali mengemuka. Setiap orang di Indonesia hanya diperbolehkan memiliki satu akun di tiap platform.

Sebab, ruang digital ini belakangan dinilai semakin penuh manipulasi, khususnya terkait keberadaan akun ganda dan anonim yang dimanfaatkan oknum "buzzer" untuk menyebar isu.

Wacana pembatasan akun media sosial sebelumnya sempat mengemuka oleh pejabat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga politisi di Tanah Air. Berikut ini ulasan selengkapnya:

Baca Juga: Mahfud MD dan Sjafrie Sjamsoeddin, Dua Kandidat Kuat Jabat Menko Polkam Usai Ditinggal Budi Gunawan

Bambang Haryadi: Efektif Atasi Isu Liar

Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPR RI, Bambang Haryadi sempat melontarkan gagasan terkait pembatasan satu akun per orang di tiap platform, bisa menjadi solusi untuk mengatasi isu liar yang kerap muncul di medsos.

Dia menyampaikan hal itu dalam sesi doorstop dengan wartawan di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, pada kompleks parlemen, Senayan, Kamis, 12 September 2025.

Bambang menyinggung isu yang sempat beredar mengenai keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Isu yang menyebutkan Saras mundur dari DPR demi kursi menteri, padahal belum terkonfirmasi kebenarannya.

Baca Juga: Gregoria Mundur dari China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penyebabnya

"Jadi kita kan paham bahwa social media itu benar-benar sangat terbuka dan susah, isu apa pun bisa dilakukan di sana. Kadang kita juga harus cermat juga dalam menanggapi isu social media itu,” kata Bambang.

Akun Ganda yang Merusak

Anggota Komisi I DPR, Oleh Soleh juga pernah menyoroti dampak buruk akun ganda dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Penyiaran dengan Google, YouTube, Meta, dan TikTok di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, pada Selasa, 15 Juli 2025 lalu.

Menurut Soleh, akun kedua atau second account justru merugikan masyarakat karena rawan disalahgunakan.

"Soal akun ganda, Pak. Baik di YouTube, di Instagram, di TikTok. Akun ganda ini kan sangat-sangat, sangat merusak, Pak. Akun ganda ini kan pada akhirnya disalahgunakan," kata dia.

Halaman:

Tags

Terkini