KONTEKS.CO.ID - Gelombang unjuk rasa yang melanda berbagai daerah dalam sepekan terakhir ternyata meninggalkan kerugian besar bagi fasilitas umum dan gedung pemerintahan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memaparkan, khusus di DKI Jakarta, total kerugian ditaksir mencapai Rp50,4 miliar.
Kerugian Terbesar di Transportasi Publik
Baca Juga: Diplomat Indonesia di KBRI Lima Tewas Ditembak Saat Sedang Bersepeda di Peru
Menurut Tito, kerusakan paling parah terjadi pada moda transportasi publik yang sehari-hari digunakan warga.
Ada 22 halte Transjakarta yang rusak, disusul kerugian di MRT Jakarta senilai Rp3,3 miliar.
Untuk Transjakarta, angka kerugiannya jauh lebih tinggi yakni sekitar Rp41,6 miliar.
Selain itu, sistem CCTV yang jadi penunjang keamanan kota juga mengalami kerugian Rp5,5 miliar.
“Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada keuangan daerah, tetapi juga langsung dirasakan masyarakat yang membutuhkan fasilitas transportasi sehari-hari,” ujar Tito saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa, 2 September 2025.
Tersebar di 32 Provinsi
Data Kemendagri mencatat sejak 25 Agustus hingga awal September 2025, ada 107 titik aksi unjuk rasa di 32 provinsi.
Sebagian besar berlangsung damai, namun sejumlah aksi berujung kerusuhan.
Baca Juga: Jasad Sahroni dan Keluarga Ditemukan Tewas Terkubur dalam Rumah, Warga Gempar
Beberapa di antaranya bahkan disusupi tindakan anarkis seperti pembakaran, penjarahan, dan perusakan gedung pemerintahan.
Di luar Jakarta, kerusakan besar tercatat di Makassar.