KONTEKS.CO.ID – Sektor perunggasan Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan, meski para peternak menghadapi tantangan berupa lemahnya permintaan konsumen dan harga jual yang menekan.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru dari Foreign Agricultural Service (FAS) di bawah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Dalam laporan itu disebutkan populasi ayam pedaging (broiler) diproyeksikan meningkat rata-rata 2,7 persen per tahun hingga 2029.
Baca Juga: Hati-hati, Inilah Jenis Hewan Ternak yang Bisa Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku
Pada 2025, jumlah ayam pedaging dan petelur diperkirakan mencapai 3,4 miliar ekor dan 450 juta ekor.
Angka itu naik signifikan dibandingkan 2024 yang tercatat 3,28 miliar ekor dan 341 juta ekor.
Impor grandparent stock juga diperkirakan mendorong peningkatan produksi unggas sebesar 6,1 persen pada 2025.
Baca Juga: Tips Buka Bisnis Pertanian Organik: Peluang Hijau yang Menguntungkan
Namun, di tengah peningkatan produksi tersebut, permintaan konsumen belum sebanding.
Harga ayam hidup pada April hingga Mei 2025 hanya berada di kisaran Rp15.000–17.000 per kilogram, lebih rendah dari biaya produksi yang mencapai Rp18.000 per kilogram.
Kondisi ini membuat peternak menunda penjualan dan menanggung beban biaya pakan yang lebih besar.
Baca Juga: Segera Dibuka, Program 1.000 Transmigran ke Jepang, Kerja Sektor Pertanian
Meski penuh tantangan, tren kenaikan populasi unggas menunjukkan sektor perunggasan nasional tetap berkembang.
Tren itu berpotensi besar jika didukung perbaikan daya beli masyarakat serta kebijakan distribusi yang tepat.***