KONTEKS.CO.ID - Pada 2010, publik dikejutkan oleh langkah kilat Jenderal (Purn) Timur Pradopo.
Pada Senin, 4 Oktober 2010, Timur yang saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya menerima mutasi menjadi Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Sertijab dilakukan sore hari, dan malamnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung mengusulkannya menjadi calon Kapolri.
Baca Juga: Undian Kejuaraan Dunia BWF 2025: Lawan Berat Menanti Ganda Putri Indonesia di Paris
“Tentunya dengan bergeser satu pejabat pasti ada beberapa bagian yang ikut bergeser. Ini bagian dari proses regenerasi,” kata Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri terkait promosi Timur.
Mutasi itu sekaligus menaikkan pangkat Timur dari Irjen (bintang dua) menjadi Komjen (bintang tiga).
Awal Karier dan Penunjukan Kapolda Metro
Sebelum itu, perjalanan Timur dimulai saat ia ditunjuk Kapolda Metro Jaya pada 8 Juni 2010, menggantikan Irjen Pol Wahyono.
Penunjukan diatur dalam Salinan Telegram Kapolri Nomor STR/443/VI/2010, dan pelantikan resmi dilakukan 22 Juni 2010.
“Ini momen penting karena menggantikan posisi strategis yang akan membawa tanggung jawab besar,” kata sumber dari Tribunnews saat itu.
Baca Juga: Perusahaan Jusuf Hamka Gugat Hary Tanoe Rp119 Triliun, Bongkar Drama NCD Misterius 1999
Kilat Menuju Calon Kapolri
Baru beberapa jam menjabat Kabaharkam, Timur diusulkan SBY sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR.
Marzuki Alie, Ketua DPR saat itu, mengonfirmasi penerimaan surat pukul 19.30 WIB. Proses fit and proper test dilakukan di Komisi III DPR pada 14 Oktober, dan disahkan dalam Rapat Paripurna 19 Oktober 2010.
“Selanjutnya DPR akan segera mengirim surat ke Presiden soal hasil Sidang Paripurna pengesahan Komjen Pol Timur Pradopo menjadi Kapolri,” ujar Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR kala itu.