Jadi, Jokowi tidak mungkin bisa melanjutkan ke jenjang S1 dengan nilai tersebut.
Sehingga, saat beredar skripsi Jokowi, Sofian pun merasa heran.
Ia pun melakukan pendalaman dan menemukan, skripsi itu memang dibuat, tapi tidak pernah diujikan.
Bahkan, isi skripsi itu adalah pernyataan pidato seorang dekan di UGM.
"Jadi (karena nilainya tidak memenuhi) dia belum memenuhi persyaratan melanjutkan ke sarjana dan menulis skripsi. Skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya Prof Sunardi, salah satu dekan setelah Pak Soemitro. Tidak pernah lulus. Tidak pernah diujikan. Lembar pengesahannya kosong," tegas Sofian.
Baca Juga: Perusahaan Beras Premium Ini Tarik dan Ganti Seluruh Beras Oplosan dari Pasar, Merek Apa?
Sofian juga sempat menanyakan langsung kepada pihak UGM perihal skripsi Jokowi yang beredar itu
"Saya tanya ke petugasnya, 'Mbak, ini kok kosong?'. Dia bilang 'iya, Pak, itu sebenarnya nggak diuji. Nggak ada nilainya. Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tanda tangan dosen penguji'," sebutnya
Berpijak pada informasi "orang dalam" ini, Sofian Effendi memastikan Jokowi tidak mungkin memiliki ijazah S1.
"Kalau dia mengatakan punya ijazah BsC (sarjana muda) mungkin betul lah. Kalau yang ijazah sarjana, nggak punya dia," kata Sofian.
Pada kesempatan yang sama, Sofian juga memastikan Kasmudjo tidak pernah menjadi pembimbing Jokowi, baik pembimbing akademik apalagi pembimbing skripsi.
Baca Juga: Biodata Franka Franklin, Istri Nadiem Makarim: Cantik, Pintar, dan Pengusaha Perhiasan Sukses
Sofian Effendi Minta Maaf
Mengenai persoalan tersebut, Sofian Effendi juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada semua pihak yang disebut dalam wawancara itu.
Ia berharap agar polemik ijazah Jokowi segera dihentikan. Sofian menegaskan kembali bahwa posisi institusional UGM soal ijazah Jokowi sah dan sesuai dengan arsip yang dimiliki universitas.***