KONTEKS.CO.ID - Beras adalah kebutuhan utama yang dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia setiap hari.
Namun, tidak semua beras yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang layak konsumsi. Salah satu ancaman yang sering ditemukan adalah beras oplosan—beras hasil campuran dari berbagai jenis atau kualitas, bahkan kadang ditambahkan bahan kimia berbahaya.
Agar tak tertipu penampilan luar yang tampak bagus, penting bagi konsumen untuk mengetahui cara sederhana membedakan beras asli dan beras oplosan.
Baca Juga: Ini 10 Merek Diduga Beras Oplosan, Rugikan Negara Nyaris Rp100 Triliun: Ada Sania, Pandan Wangi
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya praktik pengemasan ulang beras biasa yang dijual seolah-olah sebagai beras premium.
Ia menjelaskan, isi kemasan kerap tidak sesuai label, baik dari sisi volume maupun kualitas.
"Misalnya tertulis 5 kilogram, padahal isinya hanya 4,5 kilogram. Atau disebut premium, padahal beras biasa," kata Amran, Sabtu 12 Juli 2025 lalu.
Dengan mencermati beberapa ciri fisik dan hasil masaknya, Anda bisa lebih waspada sebelum membeli.
Ciri-Ciri Beras Oplosan
Mengutip penjelasan dari Prof. Tajuddin Bantacut, pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, beras oplosan bisa dikenali melalui pengamatan langsung.
Berikut ini tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan:
1. Warna Butiran Tidak Seragam
Beras oplosan biasanya memiliki warna yang berbeda-beda dalam satu kemasan. Ada butir beras yang terlihat putih cerah, namun ada juga yang kekuningan atau kusam.
Kondisi ini menunjukkan bahwa beras tersebut berasal dari berbagai jenis dan kualitas yang dicampur secara tidak proporsional.
2. Bentuk dan Ukuran Tidak Konsisten
Jika diperhatikan lebih teliti, beras oplosan memiliki ukuran bulir yang beragam—ada yang besar, kecil, panjang, atau pendek.