"Jadi, kami konfirmasi dengan informasi yang kami terima dari Juru Mudi Jaga dan Juru Minyak. Mereka menyatakan hal yang sama," ujar Anggiat.
Hal itu membuat Juru Minyak berlari keluar dari kamar mesin.
Baca Juga: Lima Emas Sukses Dibawa Pulang Wakil Indonesia di ASEAN Climbing Championship 2025
Sementara, Mualim Jaga memerintahkan awak kapal membantu penumpang mengenakan jaket pelampung dan bersiap melakukan evakuasi.
"Sementara nahkoda yang saat itu sedang beristirahat segera dibangunkan oleh Mualim Jaga," kata dia.
Nahkoda kemudian langsung mengambil alih kemudi dan memancarkan sinyal bahaya melalui Radio VHF frekuensi 16.
"Kemudian, nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF frekuensi 16," kata Anggiat.
Dalam kondisi tersebut, kendaraan yang diangkut di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan.
Baca Juga: Diplomat Kemlu Ditemukan Tewas Mengenaskan di Kos Elite Kawasan Menteng
Tak pelak, hal itu menyebabkan kemiringan kapal semakin tajam ke kanan.
"Yang pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan (kemiringan), kemudian semakin cepat," sebutnya.
Usai panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan posisi buritan (bagian belakang) lebih dahulu sambil miring ke kanan.
Saat kejadian, terdapat dua kapal, yakni Kapal Gilimanuk I dan Tunu Pratama Jaya 3888 di dekat lokasi kejadian. Namun evakuasi sulit dilakukan karena kondisi gelap.
"Kapal Gilimanuk I dan Tunu Pratama Jaya 3888 yang juga ada di sekitar lokasi mencoba menyoroti lampu ke arah Tunu Pratama Jaya, namun kesulitan untuk mengenali objek terapung karena kondisi dalam keadaan gelap," pungkasnya.***