nasional

Waspada Hujan Sangat Lebat, BMKG: Sepekan ke Depan di Jabodetabek, Jabar, Kalimantan Timur hingga Sulawesi Timur

Senin, 7 Juli 2025 | 14:28 WIB
Peta sebaran hujan wilayah Jawa Tengah pada 5 Juli 2025 pukul 07.00 WIB s.d. 06 Juli 2025 pukul 07.00 WIB. ( X @bmkg_semarang)

KONTEKS.CO.ID - Peringatan dini BMKG untuk wilayah di Indonesia yaitu potensi adanya hujan lebat hingga sangat lebat yang akan terjadi dalam sepekan ke depan, sejak hari ini.

"Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, berikut wilayah yang berpotensi jadi masih berpotensi akan mengalami hujan lebat hingga sangat lebat dalam sepekan ke depan," kata Plt Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers secara daring pada Senin, 7 Juli 2025.

"Kita masih perlu waspada atau bahkan siaga, karena hujannya bisa sampai sangat lebat, yaitu perlu siaga di berbagai wilayah," tegasnya.

Baca Juga: Berkas Marcella Santoso dkk Dilimpahkan ke Kejari Jakpus Hari Ini, Kasus Korupsi Impor Gula hingga Tata Niaga Timah

Peringatan Dini Hujan Lebat di Indonesia

Wilayah yang mendapatkan peringatan dini ini yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, termasuk wilayah Jabodetabek. Kemudian di wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi Timur, dan wilayah sekitarnya. Lalu, Mataram, Maluku Bagian Tengah, serta Papua Bagian Tengah dan Utara.

"Itu tadi sepekan ke depan ya," kata Dwikorita.

Kemudian, peringatan dini khusus juga dikeluarkan pada tanggal 10-12 Juli untuk wilayah yang berpotensi hujan signifikan. Peringatan itu dikeluarkan untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Baca Juga: Elon Musk Dirikan America Party, Donald Trump: Konyol! Saya Sedih, Dia Keluar Jalur

Analisis BMKG

Menurut analisis BMKG, hingga akhir Juni 2025, baru 30 persen zona musim yang telah memasuki musim kemarau. Artinya hanya setengah dari dari zona musim yang secara klimatologis seharusnya mengalami musim kemarau pada akhir Juni.

Sementara beberapa wilayah lainnya masih diguyur hujan lebat yang diperkirakan bertahan hingga sepekan ke depan.

"Kondisi tersebut disebabkan oleh curah hujan dasarian yang lebih tinggi dari normalnya (Atas Normal)," tulis BMKG.

Kondisi ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang masih aktif, meski Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di fase 2 (Indian Ocean) yang secara umum kurang mendukung pembentukan awan hujan.

Baca Juga: Biodata David Corenswet, Superman Legacy Ini Punya Julukan Manusia yang Terlalu Intelektual dan Analitis

Selain itu, faktor yang mendukung terbentuknya awan hujan di Indonesia adalah monsum Australia yang terindiksasi lemah. Hal ini menyebabkan kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia masih lembab.

Halaman:

Tags

Terkini