Keunikan dan keindahan anggrek ini seolah merefleksikan karakter sang Ibunda, Dora Marie Sigar, yang berasal dari Minahasa berdarah Jerman dan dikenal aktif di dunia pendidikan, sosial, dan politik.
Beliau menempuh pendidikan di Belanda sebagai perawat spesialis pascabedah, tempat ia bertemu dengan Sumitro Djojohadikusumo, suami kelak.
Sosok Dora dikenal disiplin dan membesarkan anak-anaknya dalam lingkungan multikultural serta beragam keyakinan, mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila hingga akhir hayatnya pada 23 Desember 2008.***