nasional

Janggal Banget! ICW Desak Usut Tuntas Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook Rp9,9 T di Kemendikbudristek

Senin, 9 Juni 2025 | 13:15 WIB
ICW desak Nadiem Makarim diperiksa karena setujui proyek laptop Chromebook Rp9,9 T di tengah Covid 19. (Instagram @kemdiktisaintek.ri)

KONTEKS.CO.ID - Kejaksaan Agung RI tengah menyidik dugaan korupsi pengadaan laptop Kementerian Pendidikan tahun 2020-2022 dengan nilai anggaran Rp9,9 triliun.

Meski belum jelas mengenai modus, tersangka, ataupun kerugian negara, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia sejak 2021 telah mengendus adanya kejanggalan dalam pengadaan ini.

Saat itu, ICW telah mendesak agar Kementerian Pendidikan menghentikan dan mengkaji ulang rencana belanja laptop chromebook di tengah pandemi Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Eminem Tuntut Instagram dan Facebook Rp1,7 Triliun Usai Berseteru dengan Meta: Pelanggaran Bertahun-tahun

"Dalam kajian ICW dan KOPEL (ICW, 2021), kami menilai bahwa pengadaan laptop dan sejumlah perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) lainnya bukan kebutuhan prioritas pelayanan pendidikan di tengah pandemi Covid-19," bunyi keterangan ICW yang dilansir dari laman resminya pada Senin, 9 Juni 2025.

Penggunaan anggaran yang salah satunya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik menyalahi Perpres No. 123 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik.

Penggunaan DAK seharusnya diusulkan dari bawah (bottom-up), bukan tiba-tiba diusulkan dan menjadi program kementerian.

Pencairan DAK juga harus melampirkan daftar sekolah penerima bantuan, sedangkan saat itu tak jelas bagaimana dan kepada sekolah mana laptop chromebook akan didistribusikan.

Baca Juga: Harta Raffi Ahmad Rp1 T, Utusan Khusus Presiden Ini Kurban 22 Sapi dan 90 Domba

Rencana pengadaannya tidak tersedia dalam aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP). Alhasil, informasi pengadaan yang direncanakan dilakukan dengan metode pemilihan penyedia e-purchasing tidak banyak publik ketahui.

Dasar penentuan spesifikasi laptop harus memiliki OS chromebook tidak sesuai dengan kondisi Indonesia, khususnya daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) yang menjadi salah satu target distribusi laptop.

Pasalnya, laptop chromebook akan berfungsi optimal jika tersambung dengan internet. Sedangkan infrastruktur jaringan internet di Indonesia belum merata.

Terlebih sudah ada uji coba penggunaan laptop chromebook pada 2019 yang menghasilkan kesimpulan bahwa laptop chromebook tidak efisien.

Baca Juga: Ridwan Kamil Cuek Dituntut Ganti Rugi Rp16,6 M, Lisa Mariana: Gara-Gara Beliau, Aku Sudah Rugi Rp10 M

Halaman:

Tags

Terkini