Khawatir komandan mereka akan diserang, pasukan Inggris di gedung Internasional, yang dipimpin oleh Mayor Venu K Gopal, menembak ke udara untuk membubarkan pasukan pejuang Indonesia. Namun pihak Indonesia berpikir Inggris mengambil tindakan bermusuhan lalu menembak balik pasukan Inggris.
Kapten RC Smith, yang berada di mobil stasioner, melaporkan bahwa seorang pejuang muda menembak dan membunuh Mallaby setelah percakapan singkat. Smith kemudian melaporkan melemparkan granat dari mobil ke arah yang dia pikir penembak telah bersembunyi.
Meskipun dia sendiri tidak yakin apakah itu mengenai sasarannya atau tidak. Yang jelas, ledakan itu menyebabkan jok belakang mobil terbakar. Akun lain, menurut sumber yang sama, menyatakan ledakanlah yang menyebabkan Mallaby tewas. Bukan karena penembak yang membunuh Mallaby.
Apapun penyebab kematiannya, kematian Mallaby adalah titik balik yang signifikan bagi permusuhan di Surabaya, dan menjadi katalis untuk pertempuran berikutnya.
Inggris memerintahkan Indonesia menyerah, dan pada 10 November mereka melancarkan serangan balasan besar-besaran. Namun rakyat Indonesia di Surabaya tetap melakukan perlawanan.
Meskipun kalah, sejarah mencatat bahwa perjuangan tentara dan rakyat Indonesia mendapat perhatian dunia internasional. Belanda yang membonceng pasukan Inggris pun gagal merebut kemerdekaan Indonesia.***