Apple sendiri menolak permintaan untuk mengomentari laporan tersebut.
Mengutip pakar keamanan siber, Reuters mengatakan, upaya untuk menargetkan para pejabat Indonesia adalah salah satu kasus terbesar hingga saat ini dari perangkat lunak yang dikembangkan Israel. Perangkat sering digunakan untuk meretas personel pemerintah dan militer.
Tidak jelas apakah peretas berhasil mendapatkan akses ke ponsel menteri, petinggi militer, diplomat dan informasi apa yang mungkin mereka peroleh.
Namun Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan tidak mengetahui kasus tersebut. Sementara badan pemerintah lainnya, termasuk Kementerian Pertahanan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tidak menanggapi permintaan komentar. ***