Atau memberikan remote control kepada penjahat siber dari perangkat yang terinfeksi dengan menyalahgunakan Layanan Aksesibilitas.
Versi upgrade yang disebut SharkBot 2 terlihat pada bulan Mei dan pada 22 Agustus, Fox-IT menemukan versi 2.25 yang mampu mencuri cookie dari login rekening bank. Aplikasi yang baru ditemukan dengan SharkBot 2.25 tidak menyalahgunakan Layanan Aksesibilitas dan juga tidak memerlukan fitur Balasan Langsung. Karena ini dapat mempersulit mereka untuk disetujui di Play Store.
Mereka malah meminta server perintah-dan-kontrol untuk langsung menerima file APK Sharkbot. Setelah itu, aplikasi membantu memberi tahu pengguna tentang pembaruan dan meminta mereka menginstal APK serta mengizinkan izin yang diperlukan.
Untuk menghindari deteksi otomatis, SharkBot menyimpan konfigurasi hard-code dalam bentuk terenkripsi. Menggunakan pencatat cookie, malware menyedot cookie sesi yang valid saat pengguna masuk ke rekening bank dan mengirimkannya ke server perintah-dan-kontrol.
Cookie sangat berharga bagi pelaku ancaman karena membantu mereka menghindari pemeriksaan sidik jari. Sekaligus menghindari persyaratan token otentikasi pengguna dalam beberapa kasus.
Malware tersebut mampu mencuri data seperti kata sandi dan saldo akun dari aplikasi perbankan resmi. Untuk beberapa aplikasi, malware dapat menghindari login sidik jari.
SharkBot tampaknya menargetkan pengguna di Australia, Austria, Jerman, Italia, Polandia, Spanyol, Inggris, dan AS. Indonesia tampaknya masih aman dari kejahatan mereka.