“Saya belum tahu persis. Tapi kemungkinan konfigurasinya agak rumit ya. Mau gak, misalnya secara suara Gerindra kan di bawah PDIP, kira kira kan begitu. Itu agak rumit tuh konfigurasinya. Kedua belah pihak,” katanya.
Selain itu menurutnya ada platform politik berbeda antara kedua partai politik ini. “Iya, pasti rumit, fatsun politiknya agak susah. Karena itu kenapa pula semangat kami dengan Gerindra membangun koalisi itu karena bayangannya ini bagian dari komitmen kita, paling enggak tiga pasangan dalam pemilu nanti,” ujarnya.
Menurutnya, hal paling menarik di Pemilu 2024 adalah saat partai-partai besar seperti Gerindra membangun koalisi dan poros sendiri.
“Saat yang sama kan Gerindra, Pak Prabowo pingin jadi capres. Kalau yang logis kan mengajak partai menengah,” katanya. (E Permadi)